Suara.com - Psikiater ingatkan masyarakat tentang potensi gangguan mental pada penyintas Covid-19, yang meliputi masalah insomnia dan gangguan kecemasan.
Gangguan mental sendiri masih dalam salah satu post covid-19 syndrome atau gejala long Covid-19 yang harus diwaspadai.
Diungkap dr. Leonardi A. Goenawan, Spkj Spesialis Kedokteran Jiwa, RSPI Puri Indah, berdasarkan studi, insomnia dan gangguan kecemasan jadi keluhan yang paling banyak ditemui pada penyintas Covid-19.
Dua gangguan mental ini, terekam melalui studi observasional yang dipublikasi di jurnal Lancet Psychiatry pada April 2021, berdasarkan observasi terhadap lebih dari 230.000 rekam medis pasien.
Baca Juga: 5 Tips Atasi Kucing yang Cemas, Lakukan Hal Berikut Ini Agar Anabul Nyaman
Ditemukan bahwa satu dari tiga orang penyintas Covid-19 akan mengalami gangguan saraf atau gangguan psikiatri dalam kurun waktu enam bulan setelah terinfeksi virus corona.
"Sebanyak tiga belas persen dari pasien Covid-19 terdiagnosa mengalami keluhan ini. Diagnosis tersebut menjadi diagnosis pertama kali, artinya mereka tidak pernah memiliki riwayat gangguan tersebut sebelumnya," jelas dr. Leonardi, mengutip siaran pers RSPI Group, Jumat (7/1/2022) lalu.
Untuk gangguan kecemasan terjadi tidak lepas dari pandemi Covid-19 yang sangat drastis mengubah kegiatan sehari-hari. Seperti anak sebagai siswa dan pekerja yang melakukan kegiatannya dari jarak jauh, yakni work from home dan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
"Jutaan pekerja beralih pada pekerjaan jarak jauh, dirumahkan, atau kehilangan pekerjaan sama sekali. Banyak orang yang mengalami penyakit dan kehilangan anggota keluarganya karena Covid-19. Belum lagi adanya ketidakpastian sosial ekonomi yang berkesinambungan," jelas dr. Leonardi.
Sedangkan untuk insomnia, dikenal dengan istilah Covid-somnia atau Corona-somnia, sebagai dampak pandemi pada pola tidur seseorang.
Baca Juga: Inilah 5 Jenis Terapi untuk Mengatasi Insomnia
Data yang diperoleh dari hampir seluruh belahan dunia, memperlihatkan adanya jumlah besar populasi yang mengalami kesulitan tidur.
"Gangguan tidur selama pandemi Covid-19 ini disebut sebagai “tandemic”, yakni epidemi yang disebabkan oleh, diperburuk oleh, dan berjalan beriringan dengan pandemi, dikemukakan oleh Dr. Abinav Singh, seorang direktur medis The Indiana Sleep Center," pungkas dr. Leonardi.