Suara.com - Masyarakat yang mengonsumsi alkohol disebut megnalami peningkatan 21 persen selama pandemi Covid-19. Situasi itu membuat risiko kematian akibat alkohol diperkirakan akan meningkat di tahun 2040 nanti, yakni sebesar 8.000 penyakit hati, 18.700 gagal hati, dan 1.000 kasus kanker hati.
Lewat studi yang dilakukan oleh para peneliti di Rumah Sakit Umum Massachusetts, terungkap bahwa asupan alkohol yang tinggi diperkirakan akan menyebabkan 100 kematian tambahan, dan 2.800 kasus tambahan penyakit gagal hati.
Para peneliti mengatakan, peningkatan berkelanjutan konsumsi alkohol selama lebih dari satu tahun, dapat mengakibatkan 19 hingga 35 persen kematian tambahan.
Melansir laman Times Of India, para peneliti dari dalam dan luar negeri, etiologi atau studi ilmiah penyakit hati alkoholik berubah seiring waktu karena berbagai faktor, di mana yang paling utama adalah perubahan gaya hidup.
Baca Juga: Gubernur Ansar Keluhkan Pulangnya TKI Tambah Kasus Baru Covid-19
Namun, para peneliti di seluruh dunia telah menegaskan, bahwa penyakit hati alkoholik adalah masalah kesehatan yang serius.
Hal itu diperkuat oleh keterangan dari WHO, di mana konsumsi alkohol berkontribusi terhadap 3 juta kematian setiap tahun secara global, serta kecacatan dan kesehatan yang memburuk.
“Secara keseluruhan, penggunaan alkohol yang berbahaya bertanggung jawab atas 5,1 persen beban penyakit global. Alkohol adalah faktor risiko utama kematian dini dan juga kecacatan sebesar 10 persen, yakni berusia 15 hingga 49 tahun,” ungkap WHO.
Sementara itu, lewat laporan status Global WHO terkait alkohol dan kesehatan 2018 mengatakan, konsumsi alkohol per kapita di India mencapai 5,7 liter di tahun 2016.
“Peningkatan tertinggi diperkirakan di wilayah Asia Tenggara, dengan peningkatan 2,2 liter di India yang mewakili sebagian besar dari total populasi di wilayah ini,” ungkap laporan itu.
Baca Juga: RSUD Al Ihsan Bandung Rawat Satu Keluarga yang Positif Omicron
WHO melanjutkan, dikatakan pada tahun 2018 kematian akibat penyakit hati di India telah mencapai 264.193 orang, di mana angka ini terdiri dari 3 persen total kematian.