Konten Spirit Doll Viral di Media Sosial, Amankah Ditonton oleh Anak-anak?

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Minggu, 09 Januari 2022 | 07:45 WIB
Konten Spirit Doll Viral di Media Sosial, Amankah Ditonton oleh Anak-anak?
Ilustrasi boneka arwah alias spirit doll. (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Konten tentang boneka arwah alias spirit doll viral di media sosial yang bisa dengan mudah ditonton oleh anak-anak. Amankah menurut psikolog?

Psikolog dari Universitas Indonesia A. Kasandra Putranto mengatakan anak yang terlalu banyak melihat konten spirit doll di media sosial dapat mempercayai keyakinan yang salah dan bertentangan dengan kenyataan.

Pasalnya, kata Kasandra, konten-konten yang beredar di media sosial belakangan ini kerap menampilkan orang-orang yang memperlakukan spirit doll seperti makhluk hidup.

"Karena otaknya yang belum berkembang penuh, anak-anak cenderung untuk mempercayai apapun yang dilihat baik secara online ataupun langsung," ujar Kasandra mengutip ANTARA.

Baca Juga: 4 Fakta Spirit Doll, Ritual Keagamaan hingga Pembawa Keberuntungan

Ilustrasi boneka arwah alias spirit doll. (Shutterstock).
Ilustrasi boneka arwah alias spirit doll. (Shutterstock).

Meski demikian, lanjut dia, menonton tayangan spirit doll tidak serta merta mengembangkan delusi pada anak yang merupakan gangguan psikotik.

"Karena menjadi psikotik itu harus ada faktor genetik, pola asuh, dan tekanan atau trauma," imbuh Kasandra.

Oleh karena itu, orang tua berperan penting untuk mengawasi anak saat menonton konten apapun, termasuk konten spirit doll, di media manapun agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Saat ini, spirit doll sedang sangat populer karena banyak artis atau figur publik yang memilikinya. Biasanya spirit doll berbentuk bayi dan para pemilik merawatnya layaknya anak sendiri.

Menurut Kasandra, banyaknya orang dewasa yang memiliki spirit doll juga dapat disebabkan karena mereka memiliki kebutuhan untuk memelihara atau merawat orang lain.

Baca Juga: Spirit Doll Dianggap Anak, Psikolog Singgung Gangguan Mental dan Delusi

Selain itu, lanjut dia, adanya kebutuhan sosial yang tidak terpenuhi, misalnya perasaan kesepian atau tidak memiliki banyak teman sehingga menggunakan spirit doll sebagai pengganti.

Kemudian, kebutuhan untuk berimajinasi dengan peran tetantu yang dimainkan bersama boneka tersebut. Misalnya, spirit doll dapat menjadi pengganti anak bagi mereka yang menginginkan anak.

"Selain itu untuk hiburan, konten, marketing, untuk memperoleh kekayaan dan kemasyhuran, atau memang ada gangguan seperti Anatoly Moskvin (sejarawan yang membuat mayat gadis menjadi boneka)," imbuh Kasandra.

"Sebenarnya wajar-wajar saja untuk bermain dengan spirit doll selama pemilik sadar bahwa benda itu hanya boneka dan tidak dapat menggantikan sosok anak atau teman," pungkasnya. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI