Suara.com - Pemerintah Meksiko akan mengizinkan dua obat COVID-19 untuk digunakan secara darurat, di tengah peningkatan kasus COVID-19.
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan izin penggunaan pil COVID-19 Molnupiravir buatan Merck untuk keadaan darurat diberikan pada jumat (7/1/2021).
Mengutip ANTARA, regulator kesehatan Meksiko, COFEPRIS, membenarkan persetujuan itu dalam pernyataan di hari berikutnya.
COFEPRIS juga diperkirakan akan segera menyetujui pil Paxlovid buatan Pfizer untuk mengobati COVID-19, tambah Lopez Obrador dalam konferensi pers rutin.
Baca Juga: Ngeri, 10 Mayat Ditemukan di Dalam Mobil Dekat Kantor Gubernur Meksiko
Kedua obat itu disetujui bulan lalu di Amerika Serikat.
Molnupiravir dikembangkan oleh Rigdeback Biotherapeutics dan ditunjukkan untuk mengurangi rawat inap dan kematian sekitar 30 persen dalam sebuah percobaan klinis terhadap pasien yang berisiko tinggi dalam tahap awal penyakit.
Lopez Obrador mengatakan ia berencana untuk membuat kedua obat itu tersedia di rumah sakit umum.
Update Covid-19 Global
Update Covid-19 global hari ini menunjukan dunia yang pecah rekor tembus 300 juta kasus, bersamaan varian Omicron yang terus menyebar nyaris di seluruh negara.
Baca Juga: Begini Tanggapan Pasien Pertama yang Menerima Obat Covid-19 Paxlovid
Hari ini saja, Sabtu (8/1/2022) data Worldometers, menunjukan ada 2,6 juta kasus baru, atau orang yang baru dinyatakan terinfeksi Covid-19. Sehingga total ada 303 juta kasus di seluruh dunia.
Selaras dengan itu, hari ini lebih dari 6.000 orang meninggal dunia karena Covid-19, sehingga sudah 5,4 juta warga dunia yang meregang nyawa akibat virus asal Wuhan, China ini.
Infeksi baru ini menyebabkan kasus aktif bertambah jadi 39,9 juta, yakni jumlah orang yang bisa menularkan Covid-19 ke seluruh dunia.
Keadaan kasus aktif ini, 39,8 juta berkondisi ringan dan tidak bergejala. Sisanya 93 ribu orang sedang kritis atau bergejala serius.
Mengutip Channel News Asia, hanya dalam seminggu kasus baru bertambah 13,5 juta kasus, melonjak 64 persen dari minggu sebelumnya.
Dari semua negara Amerika Serikat (AS) menyumbang kasus baru terbanyak yakni 848 ribu kasus, dengan kematian hari ini bertambah 2.025 orang.
Meski begitu, otoritas kesehatan Prancis mengatakan, bahwa risiko rawat inap Omicron cenderung 70 persen lebih rendah. Fakta ini berdasarkan data Covid-19 di AS, Inggris, Kanada, dan Israel.
Namun kekhawatiran lainnya adalah, dengan rerata global bertambah 2 juta kasus setiap hari, para ahli memperingatkan jumlah ini bia mengancam sistem kesehatan di banyak negara.
Itulah kenapa Kepala Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, meminta masyarakat tidak menyepelekan Omicron.
"Faktanya, tsunami kasus sangat besar dan cepat, sehingga membanjiri sistem kesehatan di seluruh dunia," tutup Ghebreyesus.