Suara.com - Merebaknya varian Omicron di Amerika Serikat diprediksi bakal meningkatkan jumlah pasien rawat inap di rumah sakit.
Prediksi ini, yang menggunakan simulasi dari Reuters, menjadi alarm dini bagi pemerintah Amerika Serikat untuk segera mengambil langkah tegas.
Namun pejabat kesehatan telah memperingatkan bahwa banyaknya infeksi yang disebabkan oleh Omicron membebani rumah sakit. Beberapa di antara rumah sakit itu berjibaku menangani pasien yang mengalir masuk karena pekerja mereka sendiri sedang sakit.
"Ini seperti kemacetan arus penanganan medis," kata Dr. Peter Dillon, kepala petugas klinis di Penn State Health di Pennsylvania, dalam sebuah wawancara.
Baca Juga: Hari Ini, Kasus Covid Aktif di Jakarta Bertambah 224
"Ada begitu banyak kekuatan yang sekarang berkontribusi pada tantangan itu dan saya pikir ada unsur kelelahan, saya tidak ingin mengatakan putus asa," tambahnya lagi.
AS melaporkan 662.000 kasus baru COVID-19 pada Kamis, total harian tertinggi keempat di negara itu, hanya tiga hari setelah rekor hampir 1 juta kasus dilaporkan, menurut hitungan Reuters.
Rawat inap COVID di AS mendekati 123.000, tampaknya siap untuk memecahkan rekor di atas 132.000, menurut hitungan itu. Kematian, indikator yang merujuk ke masa lalu, masih cukup stabil di sekitar 1.400 per hari, jauh di bawah puncak tahun lalu.
Namun, data rawat inap seringkali tidak membedakan antara orang yang dirawat karena COVID-19 dan apa yang disebut kasus insidental yang melibatkan orang yang dirawat karena alasan lain dan diketahui terinfeksi selama pengujian rutin.
Di New York, 42 persen pasien yang dirawat di rumah sakit akibat COVID-19 berada dalam kategori insidental, kata Gubernur Kathy Hochul dalam pengarahan pada Jumat, sebuah tanda bagaimana data kemungkinan tidak memberikan gambaran paling jelas tentang dampak Omicron dalam hal penyakit parah.
Baca Juga: Epidemiolog Ungkap 3 Kunci Penting untuk Cegah Penularan Varian Omicron, Apa Saja?
Sementara rawat inap terus meningkat di New York, Hochul dan pejabat negara bagian lainnya menyatakan optimisme bahwa gelombang Omicron terburuk dapat berlalu dalam beberapa hari mendatang.
"Kami membutuhkan beberapa hari lagi untuk mengetahui bahwa gelombang terburuk itu telah mencapai puncaknya," kata Dr. Mary Bassett, penjabat Komisaris Kesehatan New York.
"Saya pikir kita bisa memperkirakan Januari yang sulit tetapi segalanya akan jauh lebih baik pada Februari," terangnya. [ANTARA]