Gara-gara Pandemi Covid-19, Kasus Obesitas Anak Diprediksi Meningkat

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Sabtu, 08 Januari 2022 | 09:10 WIB
Gara-gara Pandemi Covid-19, Kasus Obesitas Anak Diprediksi Meningkat
ilustrasi anak obesitas.(Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dampak pandemi Covid-19 pada kesehatan anak bukan hanya risiko infeksi virus Corona yang menyerang saluran pernapasan.

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A, mengatakan ada dampak lain yang juga ia takutkan, yakni meningkatnya kasus obesitas anak.

"Dalam praktik, saya sudah ketemu dalam waktu seminggu sudah ada tiga anak yang konsultasi jantung karena obesitas," katanya mengutip ANTARA.

Piprim menuturkan, obesitas menyebabkan berat badan terus bertambah sehingga anak dapat merasa lebih cepat lelah. Akibatnya, menambah masalah baru pada anak meski masalah pandemi COVID-19 belum usai.

Baca Juga: Soal PTM 100 Persen, IDAI Minta Jangan Terpaku Belajar Dalam Kelas

Obesitas anak. (Shutterstock)
Obesitas anak. (Shutterstock)

Dalam contoh kasus yang dia jabarkan, terdapat anak kelas satu SMA yang memiliki berat hingga 120 kilogram.

Selain mudah lelah, obesitas juga berpotensi memberikan celah anak terkena komorbid yang menimbulkan bahaya bagi anak. Sehingga orang tua betul-betul harus memperhatikan setiap asupan gizi yang dikonsumsi anak pada saat belajar di depan layar yang memiliki ruang terbatas untuk anak bisa bergerak.

Menurutnya, meskipun anak terlihat lelah pada saat belajar di depan komputer atau laptop, lebih baik orang tua tidak secara terus menerus memberikan seorang anak sebuah makanan. Terlebih lagi, perlu menghindari konsumsi makanan yang memiliki rasa manis dan juga makanan siap saji.

"Asupan makanan kasih sayang itu tidak mesti diwujudkan dalam memberikan junk food pada anak atau dengan minuman manis. Sudah pasti bikin anak menggelembung berat badannya. Ketika obesitas, dia menjadi terkena komorbid utama pada COVID-19 ini. Jadi kita menjerumuskan anak kita sendiri mohon diperhatikan," tegas Piprim.

Ketua Satgas COVID-19 IDAI Yogi Prawira mengatakan saat ini semua orang lebih memilih untuk sibuk membicarakan mengenai keganasan dan penyakit kronik dari COVID-19.

Baca Juga: Kritisi Penyelenggaraan PTM, IDAI: Kami bukan Anti Pembelajaran Tatap Muka

Padahal, masalah obesitas merupakan salah satu komorbid yang terlupakan selama pandemi COVID-19.

"Merawat anak dengan obesitas itu sakit dengan apapun deg-degan kita, termasuk demam dengue. Karena dalam kondisi normal pun, badannya sudah meradang, terus begitu ada insult langsung. Apalagi misalnya anak tidak suka olahraga," kata Yogi.

Guna menyikapi obesitas pada anak, Yogi menyarankan kepada semua orang tua ataupun pihak sekolah untuk melakukan monitoring pada setiap kegiatan anak.

Hal tersebut dapat dilakukan dengan kerja sama dari setiap pihak untuk menentukan berapa lama aktivitas anak pada saat melakukan kegiatan fisik maupun tidur.

"Sehingga bisa menjadi patokan guru dan orang tua mengenai masing-masing aktivitas tadi. Karena sekarang, sebagian besar yang dikerjakan sedentary, hanya duduk di depan laptop, tidak melakukan apa-apa, ada makanan semua sudah tersedia," ujar dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI