Meski Telah Banyak Bermutasi, Epidemiolog Sebut Varian Virus Covid-19 Belum Melemah

Jum'at, 07 Januari 2022 | 13:07 WIB
Meski Telah Banyak Bermutasi, Epidemiolog Sebut Varian Virus Covid-19 Belum Melemah
Varian baru virus Corona [Foto: Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejak awal kemunculannya pada akhir Desember 2019, virus corona penyebab sakit Covid-19 telah puluhan kali bermutasi. Meski demikian, hingga tahun kedua pandemi Covid-19 terjadi, berbagai varian virus corona SARS Cov-2 itu belum juga menunjukan tanda pelemahan.

Itu pula yang diakui oleh epidemiolog dari Universitas Griffith Australia dr. Dicky Budiman. Dihubungi Suara.com beberapa waktu lalu, Dicky mengatakan bagaimana virus corona tak kunjung melemah.

"Menurut saya, saat ini belum terlihat pelemahan. Oleh karena itu perlu terus diteliti, karena mutasi kerap terjadi bahkan omicron bukan yang terakhir," katanya.

Gejala yang ditimbulkan oleh omicron memang ringan dibanding dengan varian sebelumnya. Namun, menurut Dicky, hal itu bukan berarti mutasi virus corona telah melemah.

Baca Juga: Ashanty Positif Covid-19, Kemenkes Sedang Pastikan Kemungkinan Varian Omicron

Tetapi, justru karena peran vaksinasi yang membuat banyak orang telah memiliki antibodi. Sehingga, kekebalan kelompok atau herd imunity mulai terbentuk di masyarakat. Meski begitu, capaian herd imunity juga belum sesuai target. Atau bahkan sebenarnya sulit tercapai.

"Herd imunity saat ini belum sangat logis untuk dicapai karena coronavirus ini terus bermutasi. Selaim itu, respon intervention masih lemah di banyak negara, kemudian juga belum menunjukkan penurunan (kasus positif) di 2 tahun terakhir," paparnya.

Penyebab kedua herd imunity sulit tercapai sesuai target karena antibodi sebenarnya tidak bertahan lama. Hasil penelitian sementara menunjukkan kalau antibodi bertahan tidak lebih dari 7 bulan.

Penyeban ketiga, fakta bahwa vaksin Covid-19 yang ada saat ini memang efektif tapi belum bisa 100 persen mencegah dari infeksi.

"Kemudian hal terakhir, fakta (Covid-19) ini adalah virus zoonotik di mana reservoir atau hos secara natural di hewan liar. Artinya itu akan terus bermutasi di hewan liar ataupun dari manusia ke hewan, hewan ke manusia," jelasnya.

Baca Juga: Wapada! Pasien Covid-19 di RSDC Wisma Atlet Kemayoran Kini Hampir 1.500 Orang

Meskipun pada akhirnya herd imuninity di dunia bisa mencapai target, risiko kemunculan mutasi Covid-19 akan selalu ada, kata dokter Dicky. Karena virus tersebut juga mampu berkembangbiak dalam tubuh hewan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI