Suara.com - Munculnya kasus tetanus dan difteri di sejumlah daerah di Indonesia mendapatkan perhatian serius dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Oleh karena itu, Ketua IDAI dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A mengatakan orangtua tidak boleh mengabaikan pemberian vaksin untuk penyakit lainnya pada anak selain vaksin untuk COVID-19.
"Ada kasus tetanus ada difteri di beberapa wilayah. Artinya, jangan sampai kita karena heboh membahas PTM dan vaksin COVID-19, lalu lupa akan vaksinasi rutin pada anak ," katanya mengutip ANTARA.
Piprim menuturkan, selain terlihat tren kenaikan kasus positif COVID-19 di sejumlah provinsi, beberapa penyakit seperti tetanus maupun difteri juga sedang banyak terjadi pada anak-anak di beberapa provinsi Indonesia.
Baca Juga: Bantul Targetkan Vaksinasi Anak Usia 6-11 Tahun Selesai Pertengahan Januari
Berdasarkan laporan pada saat melakukan waktu jaga, dia menjelaskan terdapat anak yang mengalami kejang akibat terkena tetanus. Hal itu disebabkan oleh adanya orang tua yang tidak pernah memberikan vaksin DPT pada anak di puskesmas.
Menurut Piprim, meski vaksin COVID-19 saat ini penting untuk diberikan pada anak karena kegiatan pembelajaran di sekolah sudah mulai berlangsung, namun imunisasi dasar lainnya tak kalah penting karena fatalitas yang bisa dicegah melalui vaksinasi tersebut lebih tinggi dari vakasin untuk COVID-19.
Melihat pentingnya vaksinasi bagi penyakit selain COVID-19, dia meminta semua orang tua untuk rajin memeriksa jadwal imunisasi dan datang ke puskesmas, sehingga putra putri bangsa dapat tumbuh dengan sehat dan terhindar dari berbagai macam penyakit.
"Kalau boleh saya katakan, dia lebih penting daripada vaksinasi COVID-19. Karena fatalitas dari penyakit-penyakit yang bisa dicegah oleh vaksinasi itu, lebih tinggi seperti difteri. Kalau kita lihat itu dihitung bisa 10 persen fatalitasnya," ujar dia.
Ketua Satgas COVID-19 IDAI Yogi Prawira ikut meminta semua pihak untuk belajar dan tidak melupakan pelajaran pada pertengahan 2021 lalu di mana vaksinasi yang rendah menyebabkan banyak pihak meninggal dunia.
Baca Juga: Sempat Diremehkan, Kini Indonesia Peringkat 4 Dunia Vaksinasi Covid-19 Terbanyak
Dalam hal ini, Yogi menekankan kepada semua orang tua untuk tidak menunda pemberian vaksin COVID-19 pada anak-anak dengan tidak memilih merek vaksin yang tersedia.
Hal tersebut harus segera dilakukan mengingat adanya transmisi lokal dari varian Omicron yang saat ini sudah ditemukan dan mengantisipasi anak untuk tidak ikut tertular atau harus masuk ke ruang ICU untuk dirawat dalam kondisi serius.
Sama halnya untuk vaksinasi untuk penyakit lain. Guna mencegah meningkatnya angka kasus pada anak-anak yang datang ke rumah sakit baik karena COVID-19 ataupun penyakit lain, dia meminta kepada semua orang tua untuk tidak mengabaikan satupun tahapan dalam protokol kesehatan.
Ia berharap, orang tua dapat belajar dari kondisi di negara lain seperti Amerika Serikat, Inggris, Afrika Selatan dan India dan tak menunggu kasus positif bertambah terlebih dahulu di Indonesia sehingga baru mengizinkan anak untuk divaksin.
"Kita tetap harus berhati-hati, jangan percaya begitu saja dengan hoaks. Belum cukup bukti untuk menyatakan ini ringan dan faktanya persentase anak anak yang dirawat dan terkena varian ini ternyata lebih besar proporsinya dibandingkan sebelumnya," tegas Yogi. [ANTARA]