Suara.com - Banyak negara menerapkan penguncian ketat sebagai cara untuk mencegah penularan virus dari berbagai negara. Namun, menurut Pejabat senior kesehatan masyarakat Afrika hal itu bukan lagi cara jitu untuk membendung virus.
"Kami sangat termotivasi dengan apa yang kami lihat di Afrika Selatan selama periode ini, di mana kami melihat data dalam hal tingkat keparahan," kata direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Afrika (CDC Afrika), John Nkengasong, seperti dikutip dari ANTARA.
"Masa-masa pemberlakuan penguncian ketat sebagai senjata berakhir. Kita harus benar-benar melihat bagaimana kita menggunakan langkah-langkah sosial dan kesehatan masyarakat yang lebih hati-hati dan seimbang seiring meningkatnya tingkat vaksinasi."
Afrika Selatan menghadapi lonjakan drastis infeksi COVID-19 sejak akhir November. Hal itu dipicu oleh penyebaran varian omicron.
Baca Juga: Akan Ada 284 Ogoh-ogoh di Jembrana Saat Pengerupukan Menjelang Nyepi 2022
Infeksi baru kemudian memuncak pada pertengahan Desember. Akan tetapi, semenjak itu kasus baru kembali turun dan pemerintah tidak menerapkan lagi pembatasan ketat seperti pada gelombang infeksi sebelumnya.
"Jumlah infeksi meningkat tajam, tetapi juga menurun sangat, sangat drastis... Saya rasa itulah pelajarannya bahwa kita mesti belajar dari apa yang telah dilakukan negara-negara Afrika Selatan untuk menangani ini," kata Nkengasong.