PTM 100 Persen, IDAI Minta Sekolah Perhatikan Ventilasi di Ruang Kelas

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 07 Januari 2022 | 07:55 WIB
PTM 100 Persen, IDAI Minta Sekolah Perhatikan Ventilasi di Ruang Kelas
Sejumlah siswa mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SDN Pasar Baru 1, Kota Tangerang, Banten, Senin (25/10/2021). [Suara.com/Hilal Rauda Fiqry]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen sudah dimulai di sejumlah provinsi. Terkait hal ini, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meminta sekolah untuk memerhatikan aspek kesehatan di ruang kelas, terutama soal ventilasi udara.

Ketua Satgas COVID-19 IDAI dr. Yogi Prawira mengatakan sampai hari ini kelas-kelas yang ada di sekolah Indonesia masih memiliki kapasitas ruang yang terbatas, namun harus menampung siswa sebanyak 30 hingga 40 orang.

Hal ini menyebabkan menyebabkan protokol kesehatan, yakni menjaga jarak yang seharusnya mencapai satu hingga dua meter tak bisa dijalankan dengan maksimal. Apalagi, pada anak-anak yang memiliki sifat aktif atau sering lupa akan disiplin memakai masker, mencuci tangan maupun jaga jarak (3M).

"Masalah ventilasi itu yang sebenarnya kita sudah belajar banyak. Jelas bahwa ventilasi alami itu yang paling utama," kata , mengutip ANTARA.

Sejumlah murid mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pondok Labu 01, Jakarta, Senin (3/1/2022). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Sejumlah murid mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pondok Labu 01, Jakarta, Senin (3/1/2022). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Selain itu, dia juga menyayangkan adanya ventilasi udara yang buruk dan tidak dipersiapkan sejak jauh-jauh hari oleh pihak sekolah dapat membuka risiko penularan karena sirkulasi udara tidak dapat berjalan dengan baik akibat adanya ruang tertutup ataupun penggunaan AC.

"Kenapa tidak selama sekian waktu ini dipersiapkan? semua itu yang sekarang menjadi pertanyaan bagi sekolah-sekolah yang semua bangunannya tertutup atau full AC. Itu seharusnya sudah dilakukan semacam mitigasi bagaimana seandainya boleh masuk," tegas dia.

Padahal, sirkulasi udara yang baik dapat membantu mengurangi risiko anak tertular COVID-19. Bahkan, terdapat sekolah yang abai dan tidak memasang exhaust yang diminta oleh para orang tua murid hingga hari ini. Akibatnya, banyak sekolah yang lebih memilih menggunakan jendela mati atau pakem.

Dengan demikian, dia meminta kepada pihak sekolah untuk menyikapi hal tersebut sebaik mungkin, supaya dapat melindungi semua anak dari penularan COVID-19, khususnya dalam lingkungan sekolah.

"Sayangnya, kalau untuk membuat kebijakan masih belum juga 'hatam' setelah dua tahun ini. Saya rasa, waktunya untuk orang tua, sekolah dan semua pemangku kepentingan untuk memberikan asupan (pengetahuan) terkait hal ini," kata dia.

Baca Juga: Pelaksanaan PTM, IDAI Soroti Ventilasi Udara Kelas yang Buruk Pengaruhi Penularan COVID-19

Di kesempatan yang sama, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso meminta kepada orang tua siswa untuk menjadi lebih aktif dalam memonitor setiap kegiatan anak, termasuk protokol kesehatan yang diterapkan di sekolah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI