Suara.com - Saat melakukan vaksinasi Covid-19 untuk anak 6-11 tahun, sekolah tetap harus memperhatikan beberapa hal. Salah satunya, menurut Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Sri Rezeki Hadinegoro, adalah penerapan protokol kesehatan (Prokes) selama kegiatan dilakukan.
Selain itu, lanjut dia, sekolah juga harus memastikan setiap orang dewasa yang terlibat dalam pelaksanaannya sudah mendapatkan vaksin Covid-19 lengkap dua dosis.
"Ini dikarenakan vaksin Covid-19 adalah imunisasi baru, maka beberapa hal harus diperhatikan. Hal ini bersangkutan dengan anak, orangtua, sekolah, juga paramedis yang pada umumnya dari puskesmas yang mensupervisi,” tambahnya melalui Siaran Pers yang ditayangkan Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – KPCPEN, beberapa waktu lalu.
Untuk itu, pelaksanaan vaksinasi di sekolah membutuhkan kerja sama dan dukungan berbagai pihak, dari pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat, termasuk di dalamnya orangtua. Kesepakatan dan koordinasi berbagai pihak, kapan imunisasi akan dilakukan juga jadi bagian penting.
Baca Juga: Anak di Magetan Meninggal Setelah Vaksinasi Covid-19, Komnas KIPI Langsung Lakukan Audit
“Orangtua sudah bersedia belum membawa putra putrinya ke sekolah. Juga kerja sama dengan puskesmas setempat yang akan menyediakan sumber daya manusia dan logistik dari vaksin itu sendiri,” tuturnya.
Dokter spesialis anak konsultan dalam bidang infeksi dan penyakit tropis ini mengatakan, sarana penunjang menghadapi potensi munculnya KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) juga perlu diperhatikan.
"Misalnya oksigen, tempat berbaring kalau pusing, peralatan dan obat untuk emergency,” lanjutnya.
Selain itu, penjelasan kepada guru juga perlu ditegakkan untuk mengatur agar anak tidak berkerumun, supaya tidak terjadi klaster di sekolah. Misalnya, vaksinasi dilakukan bergiliran. Setelah disuntik, anak-anak juga sebaiknya diatur untuk langsung pulang.
Perlu diperhatikan pula penyediaan sarana seperti tempat cuci tangan atau tempat sampah di lingkungan kegiatan. Sedangkan sebagai persiapan terhadap anak sebelum vaksinasi, Sri Rezeki mengajurkan orangtua memberikan pemahaman kepada anak pentingnya vaksinasi dan pelaksanaannya.
Baca Juga: Jokowi Tinjau Vaksinasi Di Grobogan, Kepsek SDN 3 Nglinduk: Siswa Semangat Ketemu Presiden
Pastikan anak sudah sarapan sebelum vaksinasi, kenakan baju yang nyaman dan longgar untuk mempermudah proses penyuntikan.
“Untuk anak-anak yang punya morbiditas, misalnya jantung bawaan atau penyakit lain yang harus minum obat rutin, sebelumnya kita harus jaga mereka terkontrol dengan baik dan minum obat teratur. Sehingga waktu disuntik dalam kondisi sehat dan fit, tidak ada gejala,” ujar Sri Rezeki.
Diharapkan orangtua membawa catatan kesehatan anak, hal ini juga agar saat skrining kesehatan dapat menjelaskan dengan baik dan membantu petugas mendapatkan informasinya secara lengkap.
Dalam pelaksanaannya, orangtua juga diperbolehkan menunggu. Pasca penyuntikan, kata Sri Rezeki, kalau ada efek samping, akan diketahui pada 30 menit pertama.
“Perhatikan 30 menit pertama apakah pusing, gatal, atau hal lainnya agar dapat diatasi dengan baik,” tuturnya.
Kemudian selama 3 hari setelah dapat suntikan, anak juga harus diawasi dengan baik, jika perlu, dapat juga melakukan konsultasi dan menghubungi tempat penyuntikan vaksin.
"Para petugas kesehatan juga harus siap sedia mengatasi kalau-kalau ada efek samping,” lanjut Sri Rezeki.
Sekali lagi ia menekankan, vaksinasi sekolah harus disiapkan dengan baik, terutama orang-orang dewasa di lingkungan sekolah harus dipastikan telah vaksin lengkap dan prokes tidak boleh ditinggalkan.
“Semoga apa yang kita rencanakan ini berjalan lancar dan aman, sehingga anak-anak kita sehat dan tidak tertular Covid-19,” harap Sri Rezeki.