Sengaja Terinfeksi Varian Omicron Agar Punya Imunitas Super? Epidemiolog: Itu Konyol!

Kamis, 06 Januari 2022 | 16:40 WIB
Sengaja Terinfeksi Varian Omicron Agar Punya Imunitas Super? Epidemiolog: Itu Konyol!
Ilustrasi Antibodi, Imunitas Super Covid-19. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hasil survei Kementerian Kesehatan RI di 100 Kabupaten/Kota menunjukkan kalau 86,6 persen populasi telah punya antibosi virus corona. Sebagian masyarakat juga kemungkinan memiliki imunitas super atau super imunity yang disebabkan antibodi ganda dari vaksin dan infeksi alami.

Epidemiolog Universitas Griffith Australia dr. Dicky Budiman menjelaskan, super immunity adalah adanya imunitas yang kuat terhadap banyak varian yang berkembang. Saat ini, kurang lebih ada 23 varian virus corona SARS Cov-2 yang sudah terdeteksi.

Orang yang memiliki imunitas super dikatakan bisa melawan infeksi dari seluruh varian tersebut.

"Bahkan disebut juga kuat bukan hanya karena varian yang ada sekarang, tapi juga terhadap potensi varian berikut atau yang baru. Ini timbul pada orang yang telah menerima vaksinasi lengkap, jadi 2 dosis, dan dia akhirnya terinfeksi," kata dokter Dicky kepada suara.com, Kamis (6/1/2022).

Baca Juga: Akurasi Alat Tes Covid-19 Jadi Kunci Pencegahan Penyebaran Varian Omicron

Infeksi pasca vaksinasi dua dosis itu berpotensi meningkatkan antibodi hingga 1000 persen, meski gejala yang ditimbulkan ringan, demikian dikatakan dokter Dicky.

"Kuncinya di sini adalah vaksinasi. Jadi jangan sampai terdistraksi dengan terinfeksi atau menginfeksikan diri sendiri, itu konyol namanya, fatal nanti akibatnya. Jadi awal dasarnya ya harus divaksinasi lengkap dulu, itu yang harus dikejar, yang harus dipahami oleh semua," tuturnya.

"Jangan sampai ada anggapan terinfeksi omicron supaya dapat super immunity, itu pemahaman yang salah. Karena hanya orang yang sudah tervaksinasi lengkap kemudian terinfeksi yang bisa mendapat manfaat," tambah dokter Dicky.

Meski disebut sebagai imunitas kuat, hasil berbagai penelitian menunjukkan kalau proteksi atau durasi antibodi virus corona terbukti tidak lebih dari satu tahun. Menurut dokter Dicky, sejauh ini rata-rata proteksi antibodi hanya bertahan selama 7 bulan.

Baca Juga: Epidemiolog Prediksi Gelombang Ketiga Covid-19 Baru Terjadi Akhir Februari, Ini Sebabnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI