Suara.com - Ilmuwan menemukan bagian sel kekebalan tubuh manusia yang mampu melawan infeksi Covid-19 varian omicron. Yakni, sistem kekebalan sel T yang ditemukan tetap mampu merespon dengan kuat terhadap varian omicron.
Penelitian dilakukan oleh tim dari Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong (HKUST) bersama Universitas Melbourne. Kemudian hasilnya diterbitkan dalam jurnal Viruses.
Para peneliti menganalisis lebih dari 1.500 fragmen protein virus corona SARS CoV-2, atau epitop, yang telah dikenal oleh sel T pada penyintas Covid-19 maupun orang yang sudah divaksinasi.
Secara keseluruhan, sebagian besar epitop sel T pada individu yang divaksinasi, beberapa juga penyintas, kekebalan tubuhnya tidak terpengaruh dengan mutasi omicron. Analisis awal mereka menunjukkan bahwa kekebalan sel T yang sudah ada sebelumnya akan tetap utuh.
Baca Juga: Ini Aturan Baru Tahun 2022 untuk Karantina Pelaku Perjalanan Luar Negeri
Meski begitu, para peneliti menegaskan bahwa respon sel T tidak bisa menahan infeksi, sehingga penularan juga masih mungkin terjadi. Hanya saja, orang-orang yang terinfeksi dengan kekebalan sel T yang kuat bisa bertahan terhadap serangan omicron.
"Kekebalan sel T yang kuat (membawa) harapan untuk (varian perhatian) lainnya, tingkat perlindungan terhadap penyakit parah akan tetap tinggi," kata para peneliti, dikutip dari Fox News.
Namun, data sementara terhadap penurunan risiko penyakit parah juga angka kematian akibat omicron dikaitkan dengan perlawanan kekebalan sel T masih perlu ditetapkan dengan jelas.
“Meskipun merupakan studi pendahuluan, kami percaya ini adalah berita positif. Bahkan jika omicron, atau varian lain, kemungkinan lolos dari antibodi, respon sel T yang kuat masih dapat diharapkan menawarkan perlindungan dan membantu mencegah penyakit yang signifikan," jelas Profesor Universitas Melbourne Matthew McKay, yang juga ikut memimpin penelitian tersebut.
Sel T merupakan jenis sel darah putih yang berkembang dari sel punca di sumsum tulang. Sebagai antibodi, sel T berfungsi untuk melindungi tubuh dari serangan infeksi.
Baca Juga: Mendagri Minta Pemerintah Daerah Percepat Vaksinasi untuk Dukung Program PTM
Dalam epitop dari protein yang ditargetkan oleh sel-T pada individu yang divaksinasi atau sebelumnya terinfeksi, ditemukan hanya 20 persen mutasi varian omicron yang berhasil lolos dari serangan antibodi.
"Analisis lebih lanjut kami mengungkapkan bahwa lebih dari setengahnya diprediksi masih terlihat oleh sel T. Ini mengurangi kemungkinan omicron lolos dari pertahanan sel T," kata Ahmed Abdul Quadeer, rekan pemimpin studi dan asisten profesor peneliti di Departemen Teknik Elektronik dan Komputer HKUST.
Para peneliti juga menemukan bahwa lebih dari 97 persen epitop sel T non-spike tidak mencakup variasi terkait omicron.
Hasil itu secara keseluruhan menunjukkan bahwa virus corona kemungkinan tidak bisa lari dari sel-T. Respon kuat yang ditimbulkan sel T itu bisa didapat dari vaksinasi dan booster.