Suara.com - Varian baru virus corona yang diyakini berasal dari Kamerun, Afrika Barat, yakni varian IHU cukup menjadi sorotan. Varian IHU ini sudah menginfeksi 12 orang di Prancis.
Para peneliti telah menyatakan ada sedikit kekhawatiran bahwa varian IHU ini akan gagal dikendalikan penularannya, seperti varian Omicron.
Tapi, Tom Peacock, seorang ahli virologi di Imperial College justru mencoba meyakinkan bahwa tak ada yang perlu dikhawatiran dari varian IHU tersebut.
"Virus corona Covid-19 ini memiliki peluang yang bisa menyebabkan masalah, tetapi tidak pernah benar-benar terbukti," kata Tim Peacock dikutip dari Express.
Baca Juga: Prancis Temukan Varian Baru Virus Corona, Berbahayakah?
Sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal medis MedRxiv adalah yang pertama melaporkan varian IHU tersebut.
Para ahli menyebut varian baru virus corona sebagai varian IHU, karena ditemukan oleh tim peneliti dari Institut Rumah Sakit Universitas Infeksi Méditerrannée (IHU).
Adapun, orang pertama yang terinfeksi varian IHU itu juga diketahui baru saja kembali dari Kamerun dan didiagnosis positif virus corona setelah 3 hari tiba di Prancis.
Tapi, orang itu sudah suntik vaksin Covid-19. Sehingga, ia hanya mengalami gejala berupa masalah pernapasan ringan sehari sebelum didiagnosis.
Gejala pernapasan yang tercatat dengan strain sebelumnya, termasuk batuk kering dan sesak napas, atau kesulitan bernapas.
Baca Juga: Studi: Efek Samping Virus Corona Covid-19 Ini Memburuk Seiring Bertambahnya Usia
Namum, para ahli masih membutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai varian IHU tersebut untuk menemukan gejala lengkapnya.
Satu hal yang paling mengkhawatirkan dari varian IHU ini adalah memiliki 46 mutasi yang mungkin bisa mengikat sel manusia dan memungkinkan virus berkembang.
Varian IHU yang dikenal sebagai B.1.640.2 terlihat bermasalah karena terdiri dari total 46 mutasi pada protein lonjakannya.
Tapi, para peneliti enggan terburu-buru untuk mengambil kesimpulan mengenai varian IHU tersebut.