Lahir di Masa Pandemi Covid-19, Bayi Rentan Alami Gangguan Perkembangan Saraf

Kamis, 06 Januari 2022 | 08:15 WIB
Lahir di Masa Pandemi Covid-19, Bayi Rentan Alami Gangguan Perkembangan Saraf
Ilustrasi bayi lahir di masa pandemi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi Covid-19 benar-benar berdampak tidak hanya pada kondisi kesehatan orang dewasa, tapi juga bayi yang baru lahir.

Bayi yang lahir dari ibu yang terpapar infeksi Covid-19 berisiko alami keterlambatan perkembangan saraf, menurut penelitian yang terbit di JAMA Pediatrics baru-baru ini.

Pusat Medis Irving Universitas Columbia melakukan studi kohort prospektif yang disebut Inisiatif Hasil Bayi Covid-19 (COMBO) pada musim semi 2020 untuk mempelajari hubungan antara paparan virus corona saat bayi masih dalam kandungan dengan kesehatannya.

Para peneliti mempelajari kohort bayi dalam kandungan yang terpapar Covid-19 dengan kelompok bayi yang tidak terpapar virus.

Baca Juga: Polisi Luruskan Dugaan Kasus Penculikan Bayi di Surabaya

ilustrasi bayi laki-laki [pixabay]
ilustrasi bayi laki-laki [pixabay]

Hasilnya, bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi virus corona selama hamil berisiko alami terlambat perkembangan saraf yang lebih tinggi.

"Kami pikir menemukan beberapa perubahan dalam perkembangan saraf bayi yang ibunya menderita Covid-19 selama kehamilan," kata peneliti utama Dr. Dani Dumitriu, dikutip dari Fox News.

Asisten profesor pediatri dan psikiatri di Universitas Columbia itu menambahkan kalau kondisi infeksi virus corona pada ibu juga menyebabkan keterampilan motorik dan sosial anak menurun.

Para peneliti mempelajari 255 bayi yang lahir selama pandemi pada 2020. Sebanyak 45 persen bayi yang lahir dari ibu dengan positif Covid-19 selama kehamilan, dibandingkan skor perkembangannya dengan anak yang dilahirkan sebelum pandemi (tidak terpapar virus).

Studi tersebut menemukan bayi yang lahir selama pandemi 2020, entah anak ikut terpapar virus corona selama kehamilan atau tidak, memiliki skor keterampilan motorik kasar, motorik halus, dan pemecahan masalah yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang lahir sebelum pandemi.

Baca Juga: Warga Meringkus Pria Diduga Pelaku Penculikan Bayi di Surabaya

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain dilakukan di satu lokasi di New York City ketika wabah Covid-19 menjadi episentrum saat itu. Sehingga sulit untuk digeneralisasi, hanya mempelajari pola perkembangan hingga 6 bulan dan penilaian perkembangan saraf bayi bersifat subjektif, bukan objektif, karena mereka dilaporkan oleh orang tua.

Dari studi sebelumnya sudah diketahui bahwa infeksi virus corona selama kehamilan dapat meningkatkan risiko keterlambatan perkembangan saraf dengan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh. Kemudian juga mempengaruhi perkembangan otak, menurut sebuah laporan baru-baru ini.

Dan penelitian lain menunjukkan bahwa Covid-19 dikaitkan dengan kesehatan dan komplikasi kelahiran bagi ibu hamil. Juga menunjukkan bayi yang lahir dari ibu hamil dengan Covid-19 memiliki risiko lebih tinggi untuk pertumbuhan janin yang buruk dan berat badan lahir rendah.

Dari berbagai hasil studi, hal itu terjadi karena peningkatan risiko kelahiran prematur.

"Dengan potensi jutaan bayi yang mungkin telah terpapar Covid-19 selama masa kandungan, dan bahkan lebih banyak ibu yang hidup melalui tekanan pandemi, ada kebutuhan penting untuk memahami efek perkembangan saraf dari pandemi pada generasi mendatang," saran Dumitriu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI