Suara.com - Mutasi baru virus corona varian IHU ditemukan di Prancis. Namun, Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa mereka masih mengawasinya dengan cermat.
Varian IHU diduga berasal dari Kamerun, kata para ilmuwan pekan lalu. Itu diidentifikasi pada 12 pasien di Southern Alps sekitar waktu yang sama varian Omicron yang sangat menular melonjak di Afrika Selatan, kata para pejabat.
Abdi Mahamud, manajer insiden WHO untuk Covid-19, mengatakan bahwa varian itu telah menjadi pantauan mereka.
“Virus itu memiliki banyak peluang untuk menyebar," kata Abdi seperti dikutip dari NY Post.
Baca Juga: Polisi Tangkap Joki Vaksin di Semarang, Pelaku Dijanjikan Rp500 Ribu
Berita itu muncul ketika Prancis mencatat beban kasus harian rata-rata lebih dari dua kali lipat dalam seminggu, dengan rekor 271.686 kasus Covid-19 tercatat di sana Selasa.
Pasien nol IHU baru saja kembali dari Afrika ketika para ilmuwan di IHU Méditerranée Infection di Marseilles menemukan bahwa dia terinfeksi dengan mutasi virus yang tidak biasa.
Lelaki yang divaksinasi “mengembangkan gejala pernapasan ringan sehari sebelum diagnosis,” tulis para peneliti dalam artikel non-peer-review mereka yang diterbitkan di medRxiv.
“Terlalu dini untuk berspekulasi tentang fitur virologi, epidemiologi, atau klinis dari varian IHU ini berdasarkan 12 kasus ini,” kata mereka pada 29 Desember.
WHO belum menyatakan mutasi baru sebagai "varian yang menarik" atau "varian yang menjadi perhatian," menurut situs webnya.
Baca Juga: Bandung Barat Nihil Kasus Aktif COVID-19
Direktur IHU Didier Raoult sebelumnya mengatakan para ahli penyakit menular rumah sakit menemukan tujuh varian virus corona selama musim panas. Beberapa ilmuwan membantah klaim tersebut karena ahli mikrobiologi telah mendukung hydroxychloroquine sebagai obat Covid-19.
Setelah izin penggunaan darurat pada bulan-bulan pertama pandemi, FDA memutuskan tidak ada bukti bahwa obat itu efektif, dan mengatakan risikonya lebih besar daripada manfaat potensial.