Prancis Temukan Varian Baru Virus Corona, Berbahayakah?

Rabu, 05 Januari 2022 | 10:07 WIB
Prancis Temukan Varian Baru Virus Corona, Berbahayakah?
Ilustrasi virus Corona Covid-19, varian baru virus corona (Dok. Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di tengah kekhawatiran penyebaran varian Omicron, Prancis justru mendeteksi jenis baru virus corona Covid-19.

Penelitian Prancis melaporkan varian baru virus corona Covid-19 yang mungkin berasal dari Kamerun. Sementara ini, mereka memberi nama varian baru virus corona itu sebagai "IHU".

Menurut studi peer-review yang didukung oleh Pemerintah Prancis, varian baru virus corona Covid-19 ini berasal dari garis keturunan B.1.640.2, yang diyakini sudah menginfeksi 12 orang di negara tersebut.

Varian baru virus corona Covid-19 ini memiliki 46 mutasi. Lalu, 12 orang yang diyakini terinfeksi varian baru virus corona itu tinggal di wilayah geografis sama di bagian tenggara Prancis.

Baca Juga: Studi: Efek Samping Virus Corona Covid-19 Ini Memburuk Seiring Bertambahnya Usia

"Tes PCR yang menyaring mutasi terkait varian baru virus corona ini menunjukkan kombinasi atipikal," kata Philippe Colson, dari IHU Mediterranee Infection, Marseille, Prancis dikutip dari Times of India.

Namun, Colson berpendapat terlalu dini untuk berspekulasi tentang fitur virologi, epidemiologi atau klinis dari varian IHU ini berdasarkan 12 kasus tersebut.

Ilustrasi Virus Corona, varian baru virus corona (Pixabay)
Ilustrasi Virus Corona, varian baru virus corona (Pixabay)

Menurut penelitian, kasus indeks atau pasien pertama adalah orang dewasa yang sudah vaksin Covid-19 dan baru saja kembaali dari Kamerun.

Tiga hari setelah kembali, dia mengalami gejala pernapasan ringan. Sampel nasofaringnya dikumpulkan pada pertengahan November 2021.

Hasil uji sampelnya mengungkapkan kombinasi atipikal yang tidak sesuai dengan pola varian Delta dan varian Omicron.

Baca Juga: Ketahui Gejala Flurona, Penyakit Gabungan Virus Corona dan Influenza!

Sedangkan, sampel pernapasan yang dikumpulkan dari 7 pasien positif virus corona Covid-19 lainnya yang tinggal di wilayah geografis sama menunjukkan kombinasi mutasi serupa yang dideteksi melalui tes PCR. Mereka adalah dua orang dewasa dan 5 anak-anak di bawah usia 15 tahun.

Tes lebih lanjut mengarah pada identifikasi genotipe SARS-CoV-2. Analisis mengungkapkan 46 mutasi varian baru virus corona tersebut menghasilkan 30 substitusi asam amino.

Adapun 14 asam amino itu termasuk N501Y dan E484K, dan 9 delesi terletak di protein spike.

"Pola genotipe ini menyebabkan terciptanya garis keturunan Trenggiling baru bernama B.1.640.2, yang merupakan kelompok saudara filogenetik dari garis keturunan B.1.640 lama yang berganti nama menjadi B.1.640.1," kata studi.

Kedua garis keturunan itu berbeda dengan 25 substitusi nukleotida. Karena itu, Colson dan tim penelitinya memberi nama varian baru virus corona ini dengan "IHU".

Dia menambahkan bahwa data tersebut adalah contoh lain dari ketidakpastian munculnya varian SARS-CoV-2. Secara keseluruhan, pengamatan ini menunjukkan ketidakpastian munculnya varian baru SARS-CoV-2.

“Varian SARS-CoV-2 telah menjadi perhatian virologi, epidemiologi, dan klinis utama, terutama yang berkaitan dengan potensinya menembus vaksin Covid-19, Jadi, munculnya varian baru virus corona menjamin peningkatan pengawasan genomik SARS-CoV-2," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI