Suara.com - Tubuh manusia memang membutuhkan zat gizi makro dan mikro sebagai sumber nutrisi. Zat gizi makro berupa karbohidrat, protein, dan lemak yang mudah didapat dari makanan dan minuman tertentu.
Sedangkan zat gizi mikro berupa vitamin, mineral, zat besi, seng, yodium, dan sebagainya. Zat gizi mikro juga bisa didapatkan dari makanan.
Namun beberapa orang mungkin merasa asupannya kurang sehingga merasa perlu mengonsumsi suplemen multivitamin.
Dokter tidak melarang konsumsi suplemen tersebut asalkan dosisnya tidak berlebihan.
Baca Juga: Setelah Vaksin, Sebaiknya Konsumsi Suplemen Ini
Dokter spesialis patologi klinik Dr. dr. Andaru Dahesihdewi, M.Kes, Sp.PK(K)., mengatakan, selama tidak memiliki penyakit tertentu dan menjalankan pola makan bergizi seimbang, sebenarnya tidak perlu mengonsumsi suplemen tambahan.
"Kalau merasa kondisi memang terbantu dengan mengonsumsi tambahan multivitamin, silakan dikonsumsi tentu dengan konsultasi dan diskusi dengan penasehat kesehatan di layanan kesehatan,"
"Bisa di Puskesmas, dokter melalui telemedicine. Jangan karena tergiur dengan iklan yang menawarkan banyak multivitamin," kata dokter Andaru dalam diskusi Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan, Senin (3/1/2022).
Ia menambahkan, zat gizi mikro banyak terkandung dalam buah dan sayuran. Oleh sebab itu, pentingnya mengonsumsi buah dan sayur yang beragam setiap hari untuk mencukupi asupan zat gizi mikro.
Apabila perlu mengonsumsi multivitamin, dokter Andaru mengingatkan untuk selealu memperhatikan kandungannya.
Baca Juga: Bolehkah Kita Meminum Beberapa Suplemen Sekaligus?
"Multivitamin itu ada yang larut dalam air, jadi tidak akan terakumulasi dalam tubuh karena dia larut dalam air. Kalau kelebihan akan dibuang melalui sistem ekskresi, apakah melalui air seni atau melalui kotoran saat buang air besar juga bisa melalui keringat," jelasnya.
Jenis lainnya, vitamin yang tidak larut dalam air tetapi larut dengan lemak. Vitamin yang larut dalam lemak itu bisa terakumulasi dalam tubuh atau mengendap apabila jumlahnya terlalu banyak.
"Jika kita mengonsumsinya berlebihan dan pasti ada sesuatu dampak yang kurang baik. Jangan jadi adiksi, kalau karena nggak minum itu merasa nggak bugar, itu sebetulnya faktor psikologis," pungkasnya.