Suara.com - Transfer embrio atau pemindahan embrio adalah suatu prosedur yang sering dianggap sebagai langkah paling sederhana dan terakhir dari proses fertilisasi in vitro (IVF). Tujuan dari transfer embrio sendiri adalah untuk mendukung pembuahan dari prosedur bayi tabung.
Usai menjalani transfer embrio, dokter menyarankan untuk tidak melakukan aktivitas seksual terlebih dulu. Hal ini dikatakan dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi dari Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), dr. Aida Riyanti, Sp.OG-KFER, M.RepSc.
Meski tidak terbukti secara ilmiah bahwa hubungan intim menjadi kontraindikasi pasca tindakan transfer embrio atau dalam kehamilan, kontraksi rahim akibat orgasme bisa menjadi hal yang mengkhawatirkan.
Dalam keterangan tertulisnya seperti yang dikutip dari Antara, dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah IVF Centre dan RS Pondok Indah – Bintaro Jaya itu menyebutkan bahwa aktivitas seksual yang terkait dengan penetrasi penis ke dalam vagina sebaiknya tidak dilakukan dulu.
Baca Juga: 6 Potret Harmonis Dea Ananda dan Ariel Nidji, Akhirnya Hamil Setelah 12 Tahun Nikah
Lalu bagaimana dengan olahraga, apakah juga tak disarankan? Menurut Aida, pasien program transfer embrio atau salah satu tahap dalam program bayi tabung ini direkomendasikan untuk menjalani gaya hidup sehari-hari seperti biasa selama periode tunggu setelah tindakan.
Meskipun demikian, olahraga dengan intensitas tinggi seperti aerobik, atau berlari sebaiknya tidak dilakukan dulu hingga mendapatkan konfirmasi kehamilan klinis.
"Lebih baik, pilih olahraga dengan intensitas rendah seperti jalan kaki, yoga, dan meditasi dengan durasi 30 menit per hari," katanya.
Lebih lanjut, ada sejumlah hal yang pasti harus dihindari sama sekali selama periode tunggu ini yakni merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol. Aida mengatakan, setelah transfer embrio, rokok dan alkohol dapat memberikan efek yang sangat merugikan pada perkembangan calon bayi.
Aida menambahkan, setelah embrio transfer, dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi akan meresepkan obat-obatan penunjang untuk meningkatkan kemungkinan embrio untuk terimplantasi atau menempel.
Baca Juga: Selama 2021, Jumlah Pengguna Program Bayi Tabung di Indonesia Mencapai 10 Ribu Lebih
"Lanjutkan pengobatan suportif seperti yang diinstruksikan oleh dokter," pungkasnya.