Suara.com - Penularan lokal COVID-19 varian Omicron menjadi ancaman di akhir tahun 2021. Kementerian Kesehatan mengatakan, Jakarta menjadi salah satu kota dengan risiko paling besar. Apa penyebabnya?
"Transmisi lokal tidak bisa dielakkan dan terutama pada kota-kota urban," kata Siti Nadia Tarmizi mengutip ANTARA.
Data Kemenkes RI melaporkan kasus terkonfirmasi Omicron di DKI naik dari 0 persen ke 13,5 persen dalam dua pekan terakhir. Total kasus Omicron Indonesia saat ini mencapai 68 kasus.
Menurut Nadia, semua kasus terdeteksi di karantina bandara yang melibatkan para pelaku perjalanan luar negeri.
"Ini kenaikannya karena tambahan dari para pelaku perjalanan luar negeri," katanya.
Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia Masih Jauh dari Target, Apa Kata Kemenkes?
Saat ditanya terkait perlunya pengetatan atau lockdown pada mobilitas penduduk di DKI Jakarta, Nadia mengatakan kebijakan itu belum diperlukan.
"Belum perlu dilakukan 'lockdown', hanya meningkatkan kepatuhan protokol kesehatan (prokes) saja," ujarnya.
Prokes yang dimaksud terkait dengan ketentuan 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan), mengikuti program vaksinasi COVID-19.
Terkait pelacakan kasus di Jakarta, Nadia meyakini bahwa Dinas Kesehatan setempat telah memiliki sarana dan prasarana yang cukup untuk kegiatan surveilance.
"Jakarta punya kapasitas tracing dan testing yang baik," ujarnya.
Baca Juga: Kemenkes Sebut 5 Pasien Covid-19 Varian Omicron Belum Dapatkan Vaksin Sama Sekali