Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia WHO menyebut saat ini tengah terjadi tsunami baru infeksi Covid-19 di seluruh dunia. Kondisi itu disebabkan penyebaran virus corona varian omicron dan varian delta.
"Delta dan Omicrom sekarang menjadi ancaman kembar yang meningkatkan kasus hingga mencapai angka rekor, menyebabkan lonjakan rawat inap dan kematian," kata Tedros dalam konferensi pers di Markas besar WHO di Jenewa, sebagaimana diwartakan Channel News Asia.
Kasus harian infeksi virus corona secara global kembali mencapai rekor tertinggi selama pandemi, dengan lebih dari 1,5 juta kasus dalam sehari. Sebagian lonjakan kasus tersebut disebabkan paparan varian omicron di sejumlah negara.
"Saya sangat prihatin bahwa Omicron, yang sangat menular dan menyebar pada saat yang sama seperti Delta, menyebabkan tsunami kasus," imbuh Tedros.
Baca Juga: Stok Amerika Serikat Menyusut, Harga Minyak Kembali Terangkat Naik
Ia mengulangi seruannya kepada negara-negara untuk berbagi vaksin secara lebih adil. Juga memperingatkan bahwa pemberian booster di negara-negara kaya dapat membuat negara-negara miskin kekurangan stok vaksin.
WHO ingin setiap negara bisa mencapai target cakupan vaksinasi minimal 70 persen pada pertengahan 2022. Target tersebut, menurut Tedros, bisa jadi strategi untuk mengakhiri fase akut pandemi Covid-19.
Penularan virus corona SARS CoV-2 itu akan mencapai masa 2 tahun pada 31 Desember 2021. Ketika itu China memperingatkan WHO terhadap 27 kasus, ketika itu masih disebut dengan "pneumonia virus" yang tidak diketahui asalnya di kota Wuhan.
Kini, virus yang diberi nama Covid-19 itu telah menyebar ke 222 negara dan menginfeksi lebih dari 281 juta orang di seluruh dunia dengan kematian mencapai 5,43 juta.
Baca Juga: Mangku Pastika Ajak Pelaku Pariwisata Bali Tidak Lagi Saling Menyalahkan