Suara.com - Update Covid-19 global kembali mencapai rekor baru. Tercatat pada situs worldometers, infeksi virus corona di dunia bertambah 1.590.733 kasus.
Terdapat empat negara yang melaporkan kasus baru hingga ratusan ribu kasus. Di antaranya Amerika Serikat melaporkan 465.327 kasus, Perancis 208.099 kasus, Inggris 183.037 kasus, dan Spanyol 100.760 kasus.
Angka-angka di atas menjadi rekor baru kasus harian bagi keempat negara tersebut.
Di sisi lain, tidak terjadi lonjakan kematian akibat Covid-19 yang berarti di dunia. Dalam sepekan terakhir, angka kematian bahkan tercatat turun 12 persen.
Baca Juga: Mangku Pastika Ajak Pelaku Pariwisata Bali Tidak Lagi Saling Menyalahkan
Sementara laporan kematian harian pagi ini, Kamis (30/12), terdapat 6.924 jiwa. Kematian paling banyak masih terjadi di Amerika Serikat yang melaporkan 1.674 orang.
Sehingga data akumulasi pada situs worldometers per Kamis (30/12) pukul 07.30 WIB menunjukkan total kasus Covid-19 mencapai 284,87 juta dengan kematian lebih dari 5,43 juta jiwa.
Kondisi di Spanyol, Inggris, dan AS
Lonjakan kasus Covid-19 di dunia rata-rata disebabkan varian omicron yang telah terkonfirmasi lebih cepat menular.
Beberapa negara yang mengalami lonjakan kasus tersebut tidak melaporkan angka rawat inap yang berarti, begitu pula dengan kematian.
Spanyol bahkan mengurangi periode isolasi untuk orang yang dites positif Covid-19 menjadi tujuh hari, dari sebelumnya 10 hari. Aturan teresebut disampaikan Kementerian Kesehatan pada Rabu (29/12) waktu setempat.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Inggris Terus Meningkat, 90 Persen Pasien di ICU Belum Divaksin Booster
Keputusan Spanyol, yang diambil dengan pemungutan suara dalam pertemuan antara Menteri Kesehatan Carolina Darias dan kepala kesehatan regional itu mengikuti langkah serupa oleh negara-negara lain seperti Amerika Serikat dan Inggris.
Keputusan untuk memangkas masa isolasi lantaran kurangnya staf. Waktu isolasi yang lama dinilai telah menyebabkan gangguan pada beberapa industri meskipun banyak dari pasien positif Covid-19 tidak menunjukkan gejala.
Sementara di Inggris, lonjakan kasus mengakibatkan sedikit peningkatan jumlah pasien di rumah sakit yang dinyatakan positif virus corona.
Meski begitu, Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan dia tidak akan memberlakukan pembatasan baru di Inggris selama akhir tahun.
Varian omicron saat ini 90 persen jadi penyebab dari semua infeksi virus corona di masyarakat, menurut pejabat kesehatan.
Johnson mengatakan tingginya jumlah orang yang telah menerima suntikan booster Covid-19, mencapai lebih dari 33 juta atau sekitar 58 persen dari populasi berusia di atas 12 tahun, menjadi alasan tidak perlu ada aturan baru menjelang perayaan Tahun Baru.
"Nikmati Tahun Baru dengan bijaksana dan hati-hati. Kami memiliki banyak kasus omicron, tetapi di sisi lain kami dapat melihat data tentang Omicron yang relatif ringan," kata Boris, dikutip dari Channel News Asia.
Kondisi serupa terjadi AS yang mencatat kematian dan rawat inap Covid-19 relatif rendah, menurut Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Rochelle Walensky.
"Sementara kasus telah meningkat secara substansial dari minggu lalu, rawat inap dan kematian tetap relatif rendah sekarang," katanya.
Rata-rata kasus harian dalam tujuh hari terakhir di AS naik 60 persen. Sedangkan rata-rata tingkat rawat inap harian untuk periode yang sama, kenaikannya hanya 14 persen, menjadi sekitar 9.000 per hari.
Di sisi lain, kematian pada pasien Covid-19 di AS justru turun sekitar 7 persen menjadi 1.100 per hari, kata Walensky.