Suara.com - Peneliti dari Swedia menemukan bahwa berolahraga jenis apa pun dapat menurunkan gejala gangguan kecemasan kronis daripada konsumsi obat-obatan atau terapi.
Hasil menunjukkan ketika pengidap kecemasan mengalami penurunan gejala selama 12 minggu setelah olahraga kardio, serta latihan kekuatan sedang dan berat.
Studi baru ini dipimpin oleh para peneliti di University of Gothenburg dan diterbitkan dalam Journal of Affective Disorders, lapor Daily Mail.
"Program olahraga kelompok selama 12 minggu trbukti efektif untuk pasien dengan sindrom kecemasan dalam perawatan primer," kata penulis studi.
Baca Juga: Kaleidoskop 2021: Dari Euro 2020 hingga Olimpiade, Pentas Olahraga Berusaha Kembali Normal
Menurut mereka, temuan ini memperkuat pandangan bahwa olahraga fisik dapat menjadi pengobatan yang efektif dan lebih mudah untuk tersedia dalam praktik klinis.
Dalam studi ini, peneliti merekrut 286 pasien pengidap gangguan kecemasan. Usia rerata mereka adalah 39 tahun, dan 70% dari mereka merupakan perempuan.
Peserta ditugaskan melakukan sesi olahraga berkelompok, baik sedang maupun berat, selama 12 minggu.
Mereka memiliki sesi olahraga selama 60 menit dan dilakukan 3 kali seminggu, di bawah bimbingan ahli terapi fisik.
Kemudian masing-masing melaporkan gejala kecemasan mereka, seperti gugup, napas cepat, peningkatan denyut jantung, serta gemetar.
Baca Juga: 10 Jurusan Wajib Portofolio di SNMPTN 2022, Olahraga Salah Satunya
Peneliti mencatat bahwa gejala kecemasan para peserta berkurang secara signifikan, bahkan ketika kecemasannya sudah kronis.
Sebagian besar gangguan kecemasan peserta mengalami perubahan. Pada mereka yang memiliki tingkat kecemasan sedang hingga tinggi turun menjadi tingkat rendah setelah program olahraga 12 minggu.