Suara.com - Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM), Nashir Efendi mengatakan sudah saatnya merubah jam tayang iklan rokok di televisi dan di media sosial.
Menurut dia, jika sebelumnya aturan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) PP No.35 Tahun 2005 menyebutkan iklan rokok hanya boleh di tayangkan di atas 21.30 hingga 05.00 WIB, maka sudah saatnya dirubah.
"Jadi kita berharap dikurangi, dari yang tadinya setiap hari, jadi hanya beberapa hari. Dari yang 6-7 jam, durasinya dikurangi atau sama sekali tidak ada," ujar Nashir dalam acara diskusi Catatan Akhir Tahun 2021, Rabu (29/12/2021).
Hal ini perlu dilakukan lantaran, banyak siswa dan pelajar yang di jam tersebut masih terbangun, baik untuk belajar, mengerjakan tugas dan deadline, maupun yang sedang berselancar di dunia maya.
Baca Juga: Tarif Cukai Rokok Naik Mulai Tahun Depan, Pita Cukainya Sudah Siap Belum?
"Maka saya rasa aturan itu perlu direvisi, karena di jam tersebut masih banyak anak muda berkeliaran, baik itu di media sosial maupun di rumah sambil melaksanakan kewajiban yang ada," ungkapnya.
Selain iklan televisi, Nashir juga berharap pemerintah lebih tegas menjauhkan iklan rokok dalam bentuk baliho dari tempat publik yang berdekatan dengan sekolah, kampus, ataupun lokasi lain yang banyak pelajar yang berdiam diri di sana.
"Itu agaknya perlu dikurangi dan dijauhkan sejauh mungkin dari dunia mengajar dan pendidikan, mengingat tim kami, penggiat pendidikan untuk yang masih kuliah atau sekolah masih ditemukan," jelasnya.
Rencananya juga Nashir dan bersama penggiat lainnya berusaha mengubah lifestyle anak muda, dengan mengeluarkan berbagai tagline yang diharapkan mampu di diaplikasikan di kehidupan sehari-hari.
Lifestyle itu di antaranya 'Sehar Tanpa Sebat' hingga 'Kumpul Ora Ngebul', dengan harapan anak muda bisa terlihat keren tanpa merokok sekalipun.
Baca Juga: Sambut Tarif Baru, DJBC Kemenkeu Luncurkan Desain Terkini Pita Cukai
"Bagaimana pelajar tetap sehat dan keren, tetap jago, tetap gentle, kelihatan lelaki tanpa harus merokok," tutupnya.