Suara.com - Tes antigen Covid-19 mungkin kurang efektif dalam mendeteksi varian Omicron daripada jenis virus sebelumnya. Hal itu diungkapkan oleh Food and Drug Administration (FDA) seperti dikutip dari NY Post.
Perkembangan tersebut diperoleh dari studi pendahuluan yang dilakukan oleh FDA bekerja sama dengan program RADx National Institutes of Health ke dalam kinerja tes di rumah pada varian Omicron yang sangat bermutasi.
“Data awal menunjukkan bahwa tes antigen memang mendeteksi varian omicron tetapi mungkin telah mengurangi sensitivitasnya,” dalam mendeteksi kasus positif, FDA mengatakan dalam sebuah pernyataan Selasa.
Pengujian sebelumnya hanya dilakukan dengan menggunakan sampel Omicron yang tidak diaktifkan panas. Dengan menggunakan metode itu, tes antigen mendeteksi Omicron dengan kesuksesan yang serupa dengan varian lainnya.
Baca Juga: Remaja Perlu Tahu, Pentingnya Pengembangan Diri saat Pandemi COVID-19
“FDA dan RADx terus mengevaluasi lebih lanjut kinerja tes antigen menggunakan sampel pasien dengan virus hidup,” kata pernyataan FDA.
FDA mengatakan terus mengizinkan penggunaan tes antigen.
Seperti diketahui, bahwa varian Omicron sendiri telah menyebar ke berbagai negara. Kasus Omicron di Indonesia sendiri masih terus bertambah.
ata kasus positif COVID-19 varian Omicron di Indonesia pada Rabu (29/12) bertambah 21 orang. Sehingga sampai saat ini jumlah kasus positif ada 68 orang.
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmidzi mengatakan 21 kasus baru itu merupakan pelaku perjalanan luar negeri yang terdiri dari 16 WNI, 5 WNA.
Baca Juga: Sudah Dapat Izin BPOM, Vaksin Covid-19 COVOVAX Pertama Digunakan di Sulawesi Selatan
Negara kedatangan paling banyak adalah Arab Saudi, dan Turki. Sampai saat ini kasus Omicron di Indonesia kebanyakan dari pelaku perjalanan luar negeri.
“Adanya kasus Omicron Indonesia karena adanya perjalanan dari beberapa negara seperti Arab Saudi dan Turki, sehingga masyarakat diimbau untuk mempertimbangkan berlibur ke sana,” katanya.
Pengetatan di pintu masuk negara terus dilakukan, terutama di perbatasan laut, dan darat. Positivity rate di pintu masuk laut dan darat 10 kali lebih tinggi daripada di udara.
dr. Nadia mengimbau masyarakat untuk mengurangi mobilitas dan tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan.
“Kesadaran diri dan menahan keinginan berpergian harus dilakukan. Saya meminta masyarakat untuk bekerja sama mencegah penularan virus COVID-19 dengan menahan diri tidak bepergian,” ucapnya.