Akibatnya, pertunjukan teater dibatalkan, restoran ditutup, dan penerbangan ditunda.
Wabah itu juga telah memicu dimulainya kembali kekacauan politik dalam negeri yang sebagian besar menggambarkan kondisi pandemi karena beberapa negara bagian menepis perintah untuk mencabut kendali perbatasan internal.
New South Wales (NSW) yang beribu kota Sydney dan berpenduduk sepertiga dari 25 juta populasi Australia, meminta tetangganya, Queensland, untuk mengganti kewajiban tes kesehatan di titik keberangkatan dengan tes cepat antigen di titik kedatangan bagi orang-orang yang bepergian ke sana.
Menteri Kesehatan NSW Brad Hazzard mengatakan seperempat dari tes kesehatan di negara bagiannya adalah “tes turis” untuk orang-orang tak bergejala.
Kondisi itu membawa tekanan berat terhadap sistem kesehatan, di antaranya antrean panjang tes dan waktu tunggu beberapa hari untuk mendapatkan hasilnya.
Dalam satu kasus, sebuah klinik tes di Sydney mengirimkan hasil tes negatif yang salah ke 400 orang positif COVID-19, lalu secara terburu-buru mengirimkan hasil negatif kepada 950 orang padahal 486 orang di antaranya positif.
Kecerobohan itu hasil dari “kesalahan manusia dan saat orang-orang berada dalam tekanan, kesalahan manusia lebih sering terjadi”, kata Hazzard.
Ia meminta Queensland untuk menghapuskan kewajiban tes kesehatan segera ketimbang setelah 1 Januari 2022 sesuai rencana, tetapi otoritas Queensland mengatakan kebijakan itu membawa hasil.
Menteri Kesehatan Queensland Yvette D’Ath mengatakan negara bagiannya akan menghilangkan aturan tes lainnya untuk kedatangan antarnegara bagian, yakni orang yang tiba di negara bagian itu tidak lagi harus menjalani tes COVID-19 lima hari setelah kedatangan.
Baca Juga: Vietnam Temukan Kasus Covid-19 Varian Omicron Pertama, Berasal dari Pasien Asal Inggris
Perbatasan internasional Australia tetap ditutup secara efektif, tetapi warga negara Australia boleh kembali tanpa kewajiban karantina di hotel. Negara itu mengatakan akan mengizinkan masuknya pekerja terampil dan pelajar. [ANTARA]