Suara.com - Vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun sudah dilakukan oleh pemerintah, demi menekan jumlah kasus baru yang mulai meningkat di akhir tahun 2021.
Pakar mengatakan ketika anak mendapatkan vaksinasi, orangtua harus paham apa saja yang perlu diantisipasi. Salah satunya adalah kemungkinan mengalami efek samping atau kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).
"Orang tua harus tahu, apa kemungkinan yang muncul setelah diberikan vaksin. Seperti vaksin yang lain, mungkin setelah itu anaknya lemas, nyeri otot seperti flu, kemudian demam, mungkin mual, tapi biasanya ringan dan 1-2 hari dia akan baik dengan istirahat, minum yang cukup," kata Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Mei Neni Sitaresmi, Ph.D Sp.A(K) mengutip ANTARA.
"Kalau memang mengganggu, bisa diberikan parasetamol," katanya lagi.

Ia meminta orang tua untuk tidak memberikan obat parasetamol jika tidak ada efek samping yang muncul.
Efek samping lain, kata dia, di antaranya nyeri di tempat suntik vaksin.
"Mungkin tempat suntikannya bengkak, nyeri, ya itu biasa ya," katanya.
Meskipun demikian pihaknya menjelaskan gejala yang timbul setelah vaksin biasanya bukan disebabkan oleh vaksin itu sendiri tetapi karena efek stres terkait vaksin.
"Yang cukup banyak adalah immunization stress related response, jadi dia bukan karena vaksinnya, tetapi karena proses disuntiknya," katanya.
Baca Juga: Capaian Vaksinasi Covid-19 Kelompok Lansia di PPU Sudah 54,68 Persen
Oleh karena itu, untuk meminimalkan terjadinya efek samping tersebut, orang tua perlu mempersiapkan anak sebelum divaksinasi dan mengikuti proses skrining dengan jujur.