Studi: 70 Persen Perempuan Aktif Seksual Alami Disfungsi Seksual Di Usia Paruh Baya

Selasa, 28 Desember 2021 | 20:55 WIB
Studi: 70 Persen Perempuan Aktif Seksual Alami Disfungsi Seksual Di Usia Paruh Baya
Ilustrasi seksual (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi yang dipimpin oleh National University Health System (NUHS) mengungkapkan, mayoritas perempuan paruh baya di Singapura mengalami disfungsi seksual.

Peneltian tersebut menggunakan kuesioner untuk mendapatkan pandangan komprehensif, di mana survei ini menyorot tentang kesehatan perempuan mulai dari fisik, tulang, kesehatan menopause, dan kesehatan urogenital.

Melansir dari CNA Lifestyle, dari 1.048 perempuan Cina, Melayu, dan India berusia 45 hingga 69 tahun, 57 persen ditemukan aktif secara seksual.

Dari jumlah tersebut, 70 persen perempuan mengalami disfungsi seksual, yang ditandai kurangnya minat atau gairah seksual, ketidakmampuan mencapai orgasme, dan mengaami nyeri genital.

Baca Juga: James Franco Blak-blakan Kecanduan Seks, Tiduri Beberapa Muridnya

Studi ini juga menyorot faktor risiko yang terkait disfungsi seksual perempuan, mulai dari vagina kering, bertambahnya usia, status pasca-menopause, menstruasi, gejala depresi tinggi, dan indeks massa tubuh yang rendah.

“Kekeringan vagina adalah faktor risiko terbesar disfungsi seksual perempuan,” ungkap Profesor Yong Eu Leong.

Menurutnya, kondisi ini tentu meningkatkan risiko hingga 13,8 kali lipat, yakni sekitar 1.300 persen.

Selainn itu, studi ini menunjukkan bahwa kekeringan vagina sedang hingga parah dikaitkan dengan perempuan pasca-menopause lebih dari 10 tahun. Dari studi sebelumnya menunjukkan, ini menggambarkan bagaimana fungsi seksual dapat memburuk bila perempuan punya status menopause lebih lanjut.

Prof Yong mengatakan, mengobati menopause dengan menggunakan terapi penggantian hormon dapat melindungi disfungsi seksual. Pengobatan tersebut dikatakan dapat mengurangi risiko signifikan sebesar 70 persen.

Baca Juga: Kecanduan Seks, Aktor Nominasi Oscar Tiduri Murid-murid di Sekolah Akting

Di samping itu, perawatan kesehatan seksual masih dinilai kurang. Hal itu disebabkan karena adanya rasa malu dan nilai-nilai Timur yang dianut.

“Fungsi seksual perempuan di Asia kurang dilaporkan, kurang dirawat, dan kurang dipelajari,” pungkas Prof Young.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI