Tak Bergejala, Ini Alasan Kemenkes Isolasi Pasien Transmisi Lokal Varian Omicron di RS

Selasa, 28 Desember 2021 | 12:35 WIB
Tak Bergejala, Ini Alasan Kemenkes Isolasi Pasien Transmisi Lokal Varian Omicron di RS
Arah ruang isolasi di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara. (Suara.com/Arga).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kondisi pasien Covid-19 pada kasus pertama transmisi lokal varian omicron hingga saat ini dikabarkan tidak mengalami gejala apa pun. Meski begitu, Kementerian Kesehatan menempatkan pasien tersebut untuk menjani isolasi di Rumah Sakit Pusat Infeksi Sulianti Saroso.

Juru bicara Covid-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmidzi mengungkapkan memang ada alasan tertentu pasien tetap dirawat di rumah sakit meski tidak bergejala sama sekali.

"Karena ini kasus pertama transmisi lokal, jadi kami ingin memastikan meminimalisir kemungkinan penularan yang terjadi," ungkap Nadia saat konferensi pers virtual, Selasa (28/12/2021).

Alasan lainnya, fasilitas medis di rumah sakit tentu jauh lebih baik daripada isolasi terpusat seperti RSDC Wisma Atlet. Selain itu, dengan pasien berada di rumah sakit maka lebih mudah untuk mempelajari pola klinis terkait infeksi Covid-19 varian omicron yang tertular melalui transmisi lokal tersebut.

Baca Juga: Update Covid-19 Global: Kasus Harian di AS Melonjak Gara-Gara Varian Omicron

"Pada prinsipnya pengendalian infeksi di rumah sakit akan lebih baik dan akan lebih ketat pengawasannya. Oleh karena itu kita membawa yang bersangkutan ke rumah sakit Sulianti Saroso, dan tidak dilakukan isolasi atau karantina di Wisma Atlet," ungkapnya.

Nadia mengingatkan masyarakat perlu wasada dengan adanbya potensi transmisi lokal virus corona varian omicron tersebut. Ia menekankan bahwa protookol kesehatan, vaksinasi Covid-19 dua dosis, dan mengurangi pergerakan di area publik makin perlu dilakukan agar tidak tertular varian omicron.

"Pemerintah tentunya selalu melakukan pemantauan terhadap peningkatan resiko penularan Covid-19, baik level provinsi dan level Kabupaten. Kami meminta pemerintah daerah terus bekerja sama dengan semua pihak untuk memantau terutama jika muncul adanya potensi cluster," ujar Nadia.

Disampaikan sebelumnya bahwa temuan pertama transmisi lokal varian omicron itu berawal dari seorang pria asal Medan yang tengah berkunjung ke Jakarta. Pada 19 Desember, yang bersangkutan bersama istrinya melakukan tes antigen saat akan kembali ke Medan.

Namun hasil tes si suami positif Covid-19, sementara istrinya tidak. Keesokan harinya, dilakukan tes PCR dan hasilnya kembali positif Covid-19. Dari hasil laboratorium pemeriksaan whole genome sequencing pada 26 Desember, ditemukan bahwa laki-laki tersebut terinfeksi varian omicron.

Baca Juga: Pemerintah Akan Terapkan Micro Lockdown, Komisi IX: Optimalkan Skala RT/RW

Data Kemenkes per Selasa (28/12), jumlah kasus Covid-19 varian omicron kini 47 kasus di Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI