Ahli dari Inggris: Masa Inkubasi Varian Omicron Lebih Pendek, Menyulitkan Proses Deteksi

Senin, 27 Desember 2021 | 20:05 WIB
Ahli dari Inggris: Masa Inkubasi Varian Omicron Lebih Pendek, Menyulitkan Proses Deteksi
ilustrasi masker (stocksnap.io)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Virus corona Omicron telah menyebar di seluruh dunia, dan sebanyak 89 negara sudah mencatat adanya penularan varian satu ini, termasuk Indonesia. Namun, pengetahuan tentang strain ini masih terbatas.

Satu hal yang jelas selama beberapa minggu terakhir ini adalah bagaimana Omicron berbeda dari jenis virus corona aslinya.

Tetapi, ada satu informasi tambahan tentang Omicron, yakni diperkirakan dapat berinkubasi lebih cepat, sekitar tiga hingga lima hari.

Masa inkubasi merupakan periode antara hari pertama terkena virus hingga munculnya gejala, lapor Independent.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan gejala infeksi Omicron membutuhkan waktu sekitar dua hari hingga dua minggu untuk muncul.

Ilustrasi Varian Omicron (Pixabay)
Ilustrasi Varian Omicron (Pixabay)

"Analisis terbaru dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris menunjukkan jarak antara infeksi dan penularan mungkin lebih pendek untuk varian Omicron daripada varian Delta," jelas sekretaris kesehatan Inggris Sajid Javid.

Hal ini menjelaskan mengapa virus menyebar begitu cepat. Sebab, pendeknya masa inkubasi memberi penderita sedikit waktu untuk mengetahui bahwa mereka telah terinfeksi dan mengalami peningkatan kadar virus di dalam tubuhnya.

Jadi, kecil kemungkinannya untuk memperingatkan orang lain bahwa seseorang positif Covid-19, memasuki isolasi, dan mencegah penularan.

"Masa inkubasi yang lebih pendek membuat virus jauh, jauh, jauh, lebih sulit dikendalikan," imbuh ahli epidemiologi Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins, Jennifer Nuzzo.

Baca Juga: Omicron Sudah Masuk Indonesia, KSP: Bila Ada Kasus, Micro Lockdown jadi Kebijakan Efektif

Aspek lain dari Omicron yang membuatnya berpotensi lebih sulit untuk dideteksi daripada jenis lainnya adalah gejalanya agak berbeda dari tiga indikator utama Covid-19 seperti batuk, demam, dan hilangnya indera perasa atau penciuman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI