Suara.com - Metabolisme merupakan serangkaian proses reaksi kimia yang memecah makanan menjadi energi dan otot. Banyak orang percaya bahwa metabolisme yang cepat dapat membantu menurunkan berat badan. Padahal, hal ini belum tentu benar.
Apa yang dimaksud dengan metabolisme 'cepat' atau 'lambat', sebenarnya itu mengacu pada ukuran Basal Metabolic Rate (BMR), menentukan jumlah kalori pasif yang dibakar.
Kalori pasif merupakan kalori yang digunakan tubuh saat istirahat, menurut Insider.
Kesalahpahaman yang banyak dipercaya adalah bahwa menambahkan otot akan membuat metabolisme kalori lebih cepat. Memang sebagian itu benar, tetapi otot sebenarnya hanya akan membakar sangat sedikit kalori saat istirahat.
Baca Juga: 7 Manfaat Teh Hijau untuk Kesehatan, Dipercaya Mampu Menurunkan Berat Badan
Sebagian besar energi metabolisme yang kita keluarkan untuk otak, jantung, ginjal, dan organ lain yang terus bekerja.
Ada juga mitos bahwa makan makanan tertentu akan mempercepat metabolisme. Kenyatannya, makanan tidak cukup untuk membuat perubahan nyata pada berat badan meski dapat memengaruhi BMR.
Untuk menurunkan berat badan, kita perlu merencanakan gaya hidup defisit kalori, yakni gabungan dari diet, aktivitas fisik, dan proses metabolisme pasif, yang sebagian besar di luar kendali.
Sayangnya, sulit untuk mengubah BMR. Sebab, ini sebagian dipengaruhi oleh genetika. Jadi, ada beberapa orang yang secara alami memiliki BMR lebih cepat daripada yang lainnya.
Namun, seiring usia metabolisme kita memang akan melambat, dan kita tidak dapat mengubahnya. Beberapa alasannya karena kehilangan massa otot dan perubahan sel.
Baca Juga: Bobotnya Sempat Tembus 87 Kg, Ini Tips Menurunkan Berat Badan ala Vicky Shu
Tapi, penyebab utama perubahan metabolisme adalah bahwa orang-orang menjadi kurang aktif seiring bertambahnya usia.