“Itu membuatnya sangat rumit untuk dibicarakan ketika Anda terus-menerus menggunakan sup alfabet dengan sebutan varian. Pada akhirnya orang-orang akhirnya menyebutnya varian Inggris atau varian Afrika Selatan," kata Angela.
Namun, menyebut varian virus corona dengan negara asalnya ditemukan dinilai tidak adil dan memunculkan stigmatisasi juga diskriminatif.