Duh, Infeksi Virus Corona Bisa Turunkan Jumlah Sperma

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Sabtu, 25 Desember 2021 | 20:30 WIB
Duh, Infeksi Virus Corona Bisa Turunkan Jumlah Sperma
Ilustrasi sperma (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Infeksi virus corona menimbulkan respon berbeda di setiap tubuh orang yang tertular. Virus yang mulai berkembang biak di sistem pernapasan mempengaruhi beberapa organ yang menyebabkan komplikasi jangka panjang.

Dari kabut otak hingga kerontokan rambut, dampak penyakit menular itu bisa disaksikan selama berbulan-bulan setelah fase pemulihan.

Sekarang sebuah studi baru menunjukkan bahwa infeksi Covid-19 juga dapat menyebabkan pengurangan jumlah sperma dan kematian setelah infeksi awal.

Dikutip dari Times of India, studi yang diterbitkan dalam jurnal Fertility and Sterility mengungkapkan bahwa lelaki mungkin mengalami jumlah sperma yang lebih rendah dan kematian bahkan lebih dari dua bulan setelah pulih dari infeksi virus corona.

Baca Juga: Satgas COVID-19: Libur Nataru Tetap Patuhi Protokol Kesehatan

Ilustrasi Virus Corona Varian Omicron (Envato)
Ilustrasi Virus Corona Varian Omicron (Envato)

Penelitian tersebut dilakukan terhadap 120 pria Belgia yang mengidap sindrom pernafasan akut parah tetapi tidak memiliki informasi yang jelas tentang telah terinfeksi virus corona. Semuanya dinyatakan positif pada tes RT-PCR nasofaring atau telah menderita gejala Covid-19 dan kemudian dites positif untuk antibodi serum coronavirus.

Untuk penelitian ini, para peserta harus bebas dari gejala utama Covid-19 setidaknya selama seminggu sebelum memulai penelitian. Usia rata-rata kelompok orang ini adalah antara 18 hingga 69 tahun dan sebagian besar sehat. Hanya 16 dari mereka yang memiliki kondisi yang akan menempatkan mereka pada risiko Covid-yang parah.

Di akhir penelitian, terungkap bahwa delapan partisipan memiliki masalah kesuburan sebelum penelitian. Sebagian besar pria tidak memiliki infeksi parah dan hanya lima dari mereka yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19. Para peserta diminta untuk memberikan sampel air mani dan darah mereka di berbagai titik penelitian mereka.

Selain itu, mereka juga mengisi kuesioner di mana mereka harus memberikan rincian tentang gejala COVID-19 mereka. Sampel pertama diambil setidaknya satu minggu dan rata-rata 53 hari setelah setiap peserta pulih dari COVID-19. Penelitian pada dasarnya memeriksa dua hal dalam sampel air mani: motilitas sperma dan jumlah sperma.

Temuan penelitian mengungkapkan bahwa sekitar 60 persen peserta memiliki motilitas sperma yang lebih rendah rata-rata selama bulan pertama setelah COVID-19. Sekitar 37 persen orang menderita masalah yang sama satu hingga dua bulan setelah terinfeksi virus corona dan 28 persen lebih dari itu. Tingkat keparahan kondisi dan jumlah sperma tidak memiliki korelasi. Dampaknya sama dalam semua kasus.

Baca Juga: Anak Usia 6-11 Tahun Punya Riwayat Kejang, Bolehkah Divaksinasi Covid-19?

Ini bukan studi pertama yang menyoroti dampak virus corona pada kesuburan pria. Bahkan dalam sebuah studi tahun 2020, para peneliti mendeteksi adanya virus corona pada air mani pria yang terinfeksi virus tersebut. Tetapi jumlah dan kematian sperma yang rendah tidak berarti kemandulan. Tren ini hanya disaksikan selama beberapa bulan. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi kemungkinan ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI