Suara.com - Infeksi Covid-19 varian omicron berisiko lebih rendah sebabkam penyakit parah dan kemungkinan rawat inap di rumah sakit dibandingkan varian virus vorona sebelumnya. Temuan itu berdasarkan hasil awal penelitian di Afrika Selatan.
Peneliti menemukan bahwa individu dengan S Gene Target Failure (SGTF), yang menjadi indikator dugaan infeksi omicron, 80 persen lebih kecil kemungkinannya untuk memerlukan rawat inap saat terinfeksi.
Selain itu, 70 persen lebih kecil kemungkinannya untuk terjadi penyakit parah, dibandingkan dengan infeksi virus corona akibat varian delta.
Menurut para peneliti, pengurangan tingkat keparahan penyakit kemungkinan akibat hasil dari kekebalan kelompok yang telah tinggi, dikutip dari Fox News.
Baca Juga: Studi: Kondisi Anak Usai Kena Omicron Lebih Cepat Membaik Dibanding Dewasa
Para peneliti memeriksa hubungan antara tes laboratorium SARS CoV-2, data kasus Covid-19, data genom, dan sistem pengawasan rumah sakit nasional DATCOV untuk negara yang memeriksa individu yang didiagnosis antara 1 Oktober hingga 30 November 2021.
Mereka kemudian membandingkan data tersebut dengan infeksi varian delta yang didiagnosis antara April hingga November 2021.
Studi ini juga mengontrol faktor-faktor yang bisa mempengaruhi tingkat keparahan infeksi. Seperti, usia, komorbid, jenis kelamin, provinsi, dan sektor kesehatan. Usia rata-rata orang Afrika Selatan kebanyakan 27,6 tahun, menurut data dari Worldometer.
Penelitian ini merupakan hasil kolaborasi antara Fakultas Patologi Universitas Witwatersrand, Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) dari Layanan Laboratorium Kesehatan Nasional, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas KwaZulu-Natal, Layanan Laboratorium Kesehatan Nasional (NHLS), juga Laboratorium Lancet.
Baca Juga: Kabar Baik, Risiko Rawat Inap Akibat Varian Omicron Lebih Rendah Dibanding Delta