Suara.com - Pemerintah kota Kota Xian, Provinsi Shaanxi, China, melakukan penguncian wilayah alias lockdown, setelah kasus COVID-19 varian Omicron terus ditemukan di daerah tersebut.
Sekitar 13 juta jiwa penduduk di Ibu Kota China era Dinasti Qin itu tidak diizinkan meninggalkan wilayahnya mulai Kamis dini hari, setelah melaporkan adanya 140 kasus COVID-19 varian Omicron dalam dua pekan terakhir.
Otoritas Ibu Kota Provinsi Shaanxi itu juga menutup 3.574 unit sekolahan dan mewajibkan para murid mengikuti kelas daring. Objek wisata, termasuk Museum Prajurit Terakota yang sangat populer hingga mancanegara itu juga ditutup, sementara para pekerja disarankan bekerja dari rumah (WFH), demikian media China.
Dalam tes PCR massal pada Minggu (19/12) terjaring 42 kasus, lalu pada Senin (20/12) didapati 52 kasus.
Baca Juga: Karantina Pelaku Perjalanan Luar Negeri Jadi 10 Hari, Epidemiolog: Ini Langkah yang Tepat
Kemudian tes massal putaran kedua ditemukan 127 kasus pada warga lokal, demikian otoritas Xian, Rabu (22/12) malam.
Kode kesehatan digital sempat tidak berfungsi pada Senin (20/12) sehingga menyulitkan beberapa orang yang baru datang di salah satu kantung etnis minoritas Muslim Huimin di wilayah barat China itu.
Sebelumnya otoritas Xian menyebutkan kasus positif COVID-19 varian Delta tersebut berasal dari penerbangan nomor PK854 dari Islamabad, Pakistan, tujuan Xian pada 4 Desember.
Kluster Xian telah menyebar ke dua kota di Provinsi Shaanxi, Provinsi Guangdong, dan Beijing. [ANTARA]
Baca Juga: KSP: Pengecualian Karantina Mandiri Tak Hanya Untuk Pejabat, Masyarakat Biasa Juga Bisa