Peneliti Merekomendasikan Kandungan Ekstasi untuk Penunjang Psikoterapi Gangguan PTSD

Kamis, 23 Desember 2021 | 19:27 WIB
Peneliti Merekomendasikan Kandungan Ekstasi untuk Penunjang Psikoterapi Gangguan PTSD
Ilustrasi Trauma [pexels.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mengingat kembali kejadian traumatis bagi orang-orang dengan gangguan stres pasca-trauma (PTSD) dapat menyebabkan kecemasan intens atau serangan panik serta kilas balik yang melemahkan.

Psikoterapi khusus trauma, seperti pemrosesan kognitif atau terapi bicara, merupakan landasan pengobatan untuk PTSD. Tetapi pendekatan tradisional ini tidak efektif untuk sepenuhnya mengatasi gejala PTSD dalam jangka panjang.

Obat antidepresan yang sering digunakan jika psikoterapi gagal, atau yang dikonsumsi bersamaan dengan terapi psikoterapi, biasanya memiliki efek yang rendah.

Namun, kini ilmuwan menghipotesiskan obat MDMA atau 3,4-methylenedioxymethamphetamine untuk menolong pengidap PTSD selama sesi psikoterapi.

Sebab, menurut ilmuwan, obat yang umumnya disalahgunakan ini dapat membuat pengidap PTSD lebih mau dan mampu berbagi serta mengeksplorasi pengalaman traumatis mereka.

Peneliti menegaskan bahwa MDMA ini harus diminum bersama dengan psikoterapi, yang dibuat secara hati-hati di lingkungan yang aman dan terkendali.

Sementara produk ekstasi yang dibeli secara ilegal tidak pernah menyebutkan kadar MDMA yang dikandungnya, sehingga tidak mungkin memiliki dosis yang tepat untuk PTSD.

Ilustrasi obat terlarang (Szymon Shields /Pexels).
Ilustrasi obat terlarang (Szymon Shields /Pexels).

Psikoterapi dan MDMA

Berdasarkan The Conversation, pasien akan menggunakan MDMA dalam bentuk pil ketika menjalani psikoterapi.

Baca Juga: Tanda-tanda Post-Natal PTSD Pada Suami, Trauma Akibat Saksikan Istri Melahirkan

Tetapi, ada satu sesi psikoterapi yang tidak menggunakan MDMA untuk mengatasi ingatan traumatis dan untuk mempelajari strategi koping.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI