Suara.com - Tahu kah bahwa kesehatan psikologis dapat 'menular' di antara pasangan? Seorang psikolog kesehatan sosial, Rosie Shrout, pun menjelaskan bagaimana hal itu dapat terjadi.
Sebuah penelitian terhadap pengantin baru menemukan tingkat hormon stres atau kortisol meninggi ketika pasangan bertengkar, bahkan ketika sedang berbicara dengan nada yang tidak menyenangkan atau menampakkan ekspresi menjengkelkan.
Sama halnya dengan studi lain, orang yang berada dalam hubungan tidak bersahabat mengalami peradangan dan tekanan darah yang lebih tinggi, serta perubahan detak jantung yang lebih besar selama konflik.
"Pria memiliki tekanan darah yang lebih tinggi pada saat istri mereka mengalami stres yang besar," tulis Rosie dalam The Conversation.
Baca Juga: Dilema soal Hubunganmu? Pasangan yang Baik Tidak Akan Melakukan 6 Hal Ini!
![Ilustrasi pasangan bertengkar (freepik.com/wayhomestudio)](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/12/10/10804-ilustrasi-pasangan-bertengkar.jpg)
Konflik dan kortisol
Kortisol adalah hormon yang memainkan peran kunci dalam respons stres tubuh. Stres kronis dapat menyebabkan produksi kortisol tidak menurun sepanjang hari. Hal ini dikaitkan dengan peningkatkan perkembangan penyakit.
Rosie dan rekan-rekannya menemukan bahwa pertengkaran atau konflik pada pasangan mengubah tingkat krotisol mereka pada hari mereka berselisih.
"Pasangan, yang menunjukkan perilaku negatif selama konflik memiliki tingkat kortisol yang lebih tinggi, bahkan empat jam setelah konflik berakhir," imbuh Rosie.
Temuan ini menunjukkan bahwa bertengkar dengan pasangan dapat menyebabkan dampak kesehatan yang bertahan dalam jangka panjang.
Baca Juga: Viral Video Pasangan Remaja Mesum di Alun-alun Gresik, Warganet Ikut Gregetan