Suara.com - Ada banyak kesalahpahaman umum tentang demensia. Banyak orang mengira demensia merupakan kondisi umum di masa tua.
Tapi sebenarnya, demensia merupakan faktor risiko, bukan penyebab. Bahkan, semua orang dapat mengalami demensia meski belum berusia 65 tahun.
Kesalahpahaman lainnya adalah tanda awal demensia adalah hilangnya memori. Meski ini adalah karateristik umum, kehilangan memori tidak selalu menjadi gejala pertama.
Misalnya, penderita demensia frontotemporal (FTD), jenis demensia langka, biasanya mengalami masalah perilaku dan bahasa terlebih dahulu.
Baca Juga: Deteksi Gejala Demensia, Waspadai Pusing atau Sakit Kepala ketika Berdiri Tegak!
Selain itu, FTD merupakan jenis demensia kedua yang paling sering diderita orang di bawah 65 tahun setelah Alzheimer.
"FTD biasanya muncul di usia paruh baya, dengan usia rerata onset antara 45 dan 65 tahun, prevalensi puncak pada dekade ketujuh (usia 60 hingga 70 tahun)," kata ahli, dilansir Express UK.
Para ahli mencatat tanda awal dari kondisi ini yang menonjol adalah kepribadian, perilaku sosial, pengaturan diri (seperti emosi), dan bahasa, yang menjadi kasar.
"Perubahan besar dalam perilaku sosial dan bahasa sering terlihat, termasuk ketidakpedulian terhadap perawatan diri dan kebutuhan orang lain, kehilangan kemampuan berbicara dan pemahaman, kehilangan empati, keteralihan perhatian, impulsif, disinhibisi, perilaku stereotip dan rutinitas kaku, dan kompulsi," sambung para ahli yang menulis di BMJ.
Menurut laman NHS (layanan kesehatan Britania Raya), kemungkinan juga ada masalah fisik, seperti gerakan yang melambat atau kaku, kehilangan kontrol kandung kemih atau usus, kelemahan otot atau kesulitan menelan.
Baca Juga: Gejala Demensia, Perhatikan 3 Perubahan Perilaku Ini!
"Masalah ini dapat membuat aktivitas sehari-hari semakin sulit, dan orang tersebut pada akhirnya mungkin tidak dapat menjaga dirinya sendiri," catat NHS.