Penelitian di Afrika Selatan: Pasien Varian Omicron Jarang Perlu Dirawat Inap

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 23 Desember 2021 | 16:12 WIB
Penelitian di Afrika Selatan: Pasien Varian Omicron Jarang Perlu Dirawat Inap
Ilustrasi Covid-19 varian omicron. (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Satu lagi bukti terbaru tentang varian Omicron terungkap berdasarkan penelitian yang dilakukan di Afrika Selatan.

Dalam penelitan tersebut, dilaporkan bahwa infeksi Covid-19 varian Omicron tidak separah varian Delta. Hal ini dibuktikan dari rendahnya risiko rawat inap dan penyakit parah pada orang yang terinfeksi COVID-19 varian Omicron.

Namun para penulis penelitian itu mengatakan salah satu kemungkinan rendahnya risiko itu karena kekebalan populasi yang tinggi.

Pertanyaan tentang seberapa ganas varian Omicron menjadi inti perdebatan ilmiah dan politik di banyak negara, ketika sejumlah pemerintah bergulat menemukan cara menanggapi penyebaran varian itu sementara para peneliti berlomba untuk memahaminya.

INFOGRAFIS: Varian Omicron 70 Kali Lebih Cepat Berkembang di Saluran Udara
INFOGRAFIS: Varian Omicron 70 Kali Lebih Cepat Berkembang di Saluran Udara

Studi itu, yang belum ditinjau oleh sejawat, menemukan bahwa orang yang didiagnosis mengidap Omicron di Afrika Selatan antara 1 Oktober dan 30 November memiliki kemungkinan 80 persen lebih kecil untuk dirawat di rumah sakit dibandingkan mereka yang didiagnosis dengan varian lain pada periode yang sama.

Di antara pasien yang dirawat pada periode itu, mereka yang mengidap Omicron memiliki peluang yang sama untuk menjadi sakit parah seperti mereka yang mengidap varian lain.

Namun, penelitian tersebut menemukan bahwa orang yang dirawat di rumah sakit dengan Omicron pada Oktober-November 70 persen lebih kecil kemungkinannya untuk menjadi sakit parah dibandingkan mereka yang dirawat dengan Delta antara April dan November.

"Yang menarik, data kami benar-benar menunjukkan cerita positif tentang penurunan keparahan Omicron dibandingkan dengan varian lain," kata Profesor Cheryl Cohen, salah satu penulis studi tersebut, dari Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD).

Dia mengatakan temuan ini lebih lanjut diperkuat oleh data pengamatan yang menunjukkan rawat inap dan kematian yang jauh lebih rendah di gelombang infeksi yang digerakkan oleh Omicron di Afrika Selatan saat ini daripada gelombang sebelumnya, meskipun jumlah kasus jauh lebih tinggi.

Baca Juga: Bill Gates Tunda Liburan Imbas Varian Omicron Covid-19

Cohen mengatakan bahwa temuan penelitian tersebut kemungkinan dapat digeneralisasikan ke negara-negara lain di Afrika sub-Sahara yang juga memiliki tingkat infeksi sebelumnya yang sangat tinggi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI