Turki Izinkan Penggunaan Darurat Turkovac, Vaksin COVID-19 Buatan Dalam Negeri

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 22 Desember 2021 | 22:37 WIB
Turki Izinkan Penggunaan Darurat Turkovac, Vaksin COVID-19 Buatan Dalam Negeri
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Vaksin COVID-19 yang dikembangkan di dalam negeri Turki, Turkovac, telah menerima izin penggunaan darurat yang diberikan oleh badan-badan berwenang Turki.

Pengumuman itu disampaikan oleh Menteri Kesehatan Fahrettin Koca, yang mengatakan vaksin itu akan digunakan mulai akhir pekan depan.

Mengutip ANTARA, Turki mulai mengembangkan Turkovac tahun ini, tapi tanggal peluncuran vaksin tersebut mengalami penundaan. Presiden Tayyip Erdogan mengatakan Turki akan menyediakan vaksin itu secara global.

Turki telah memberikan lebih dari 125 juta dosis vaksin menggunakan suntikan yang dikembangkan oleh Sinovac China dan oleh Pfizer/BioNTech. Lebih dari 51 juta warga Turki telah menerima dua dosis vaksin.

Baca Juga: Mahulu, Berau dan Kukar Zona Hijau, 1 Kasus Covid-19 Terkonfirmasi di Kaltim

Turki juga mulai memberikan suntikan penguat atau booster.

Koca berbicara di tempat pembuatan vaksin di provinsi tenggara, Sanlirufa.

Jumlah infeksi harian Turki telah mencapai sekitar 20.000, sementara jumlah kematian harian tetap mendekati 200.

Israel Laporkan Kematian Pertama Akibat Omicron

Update Covid-19 global hari ini menunjukan Israel yang melaporkan kematian pertama akibat virus corona varian Omicron.

Baca Juga: Agar COVID-19 Jadi Endemik, Indonesia Wajib Cegah Terjadinya Lonjakan Kasus

Ini karena kasus infeksi baru Covid-19 masih terus terjadi, data Worldometers, Rabu (22/12/2021) menunjukan 743 ribu kasus baru, dengan kematian hari ini bertambah 7.111 orang.

Di sisi lain total infeksi seluruh dunia mencapai 276,5 juta kasus Covid-19, 5,3 juta orang meninggal dunia, dan 248 juta berhasil dinyatakan sembuh.

Kini masih ada 23,1 juta kasus aktif atau orang yang bisa menularkan Covid-19. Adapun kondisinya 23 juta tidak bergejala atau bergejala ringan, tapi ada 89 ribu orang yang bergejala serius atau sedang kritis.

Mengutip Channel News Asia, pada Selasa 21 Desember rumah sakit Israel baru saja melaporkan kematian pertama pasien dengan virus corona varian Omicron.

Menurut Pusat Medis Soroka di Beersheba, pasien itu adalah lelaki berusia 60-an, meninggal setelah dua minggu setelah dirawat di ruang khusus Covid-19.

Pihak rumah sakit mengatakan, lelaki tersebut sebelumnya sudah menderita berbagai penyakit serius atau memiliki komorbid.

"Morbiditasnya (keparahannya) terutama berasal dari penyakit yang sudah ada sebelumnya, dan bukan dari infeksi pernapasan yang ditimbulkan akibat virus corona," terang pihak rumah sakit.

Berdasarkan tes PCR yang dilakukan, menimbulkan kecurigaan kuat jika ia terinfeksi varian Omicron, dan hasil analisis DNA virus mengkonfirmasi bahwa ia terpapar virus yang berasal dari Afrika Selatan itu.

Sementara itu Kementerian Kesehatan Israel, mengungkap bahwa setidaknya sudah ada 340 kasus Omicron yang terdeteksi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI