Suara.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA), Bintang Puspayoga menyatakan Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-93 adalah momentum untuk memperingati perjuangan kaum perempuan.
Kata Menteri Bintang, hakikat sebenarnya Hari Ibu yang jatuh setiap 22 Desember adalah untuk mengapresiasi semua perempuan Indonesia yang berkontribusi bagi keluarga dan negara.
"Itu sebabnya, esensi PHI tidaklah sekedar mengucapkan terima kasih atas jasa ibu yang memang begitu istimewa bagi seluruh masyarakat Indonesia, tetapi lebih dari itu," ujar Menteri Bintang saat konferensi pers di Yogyakarta, Selasa (21/12/201).
Sehingga kata Menteri Bintang, PHI juga ditujukan untuk mendorong semua pemangku kepentingan dan masyarakat luas, untuk memberikan perhatian dan pengakuan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor pembangunan.
Baca Juga: 5 Doa untuk Orang Tua Dapat Dipanjatkan saat Momen Hari Ibu 2021
Menteri Bintang juga berharap semangat PHI ke-93 dapat mendorong perempuan sebagai inovator pembangunan. Khususnya dalam upaya percepatan melaksanakan 5 (lima) agenda prioritas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak hingga 2024, yaitu:
- Peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang berperspektif gender.
- Peningkatan peran ibu dan keluarga dalam pendidikan atau pengasuhan anak.
- Penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
- Penurunan pekerja anak.
- Pencegahan perkawinan anak.
Adapun perayaan PHI ke-93 digelar di Ndalem Joyodipuran, Yogyakarta, lantaran tempat ini merupakan lokasi dilaksanakan Kongres Perempuan Pertama pada 22 Desember 1928.
Di lokasi ini sebanyak 30 organisasi perempuan, yang berisi 1.000 peserta perempuan berkumpul, untuk menyatukan agenda perjuangan perempuan sebagai agenda perjuangan Bangsa Indonesia.
"Kongres Perempuan Pertama yang menandai babak baru bangkitnya gerakan perempuan Indonesia untuk berorganisasi secara demokratis, tanpa membedakan agama, etnis, dan kelas sosial," tutup Menteri Bintang.
Baca Juga: Lydia Kandou di Mata Seorang Naysila Mirdad