Suara.com - Setiap orang pasti memiliki gairah seksual. Tetapi, Anda perlu mewaspadai gairah seksual Anda termasuk normal atau tidak normal.
Umumnya, gairah seksual seseorang akan meningkat ketika ada rangsangan seksual. Sedangkan, gairah seksual yang meningkat tanpa adanya rasangan seksual itu perlu diwaspadai.
Kondisi ini dikenal sebagai gangguan gairah genital persisten (PGAD), yakni kondisi ketika seseorang mengalami peningkatan gairah seksual tanpa adanya aktivitas seksual atau rangsangan seksual.
Artinya, mereka dapat merasakan semua tanda-tanda gairah seksual, pembengkakan pada vagina dan denyutan di area genital yang menyebabkan orgasme dan terjadi secara konstan.
Baca Juga: Waspada, Ini 5 Tanda Tubuh Sudah Terkena Dampak Pandemi Virus Corona
PGAD dapat menyebabkan Anda merasa terangsang selama berjam-jam, berhari-hari, atau berminggu-minggu. Kondisi ini pun bisa sangat mengganggu kehidupan sehari-hari Anda.
Meskipun orgasme terkadang membuat Anda merasa lega atau senang. Tapi, orgasme yang berulang kali dan terjadi secara kontan bisa menyebabkan rasa sakit di pinggul, bokong, dan kaki.
Selain efek secara fisik, kondisi ini juga bisa meregangkan hubungan dan menyebabkan tekanan mental, seperti depresi dan kecemasan.
Dilansir dari Daily Star, adapun gejala umum PGAD meliputi:
- Wajah dan leher menjadi merah atau memerah
- Tekanan darah tinggi yang tidak normal
- Detak jantung yang cepat
- Pernapasan yang cepat atau dangkal
- Kejang otot di seluruh tubuh
- Penglihatan kabur atau berbintik-bintik
- Rasa sakit di area genital, terutama klitoris atau batang penis
Dokter masih mempelajari penyebab PGAD, tetapi gangguan tersebut dikaitkan dengan masalah psikologis, termasuk stres, perubahan hormonal, efek samping obat dan infeksi genital.
Baca Juga: Pertama Kali, China Rilis Obat Antibodi Virus Corona Covid-19 Paling Ampuh
Penelitian juga menunjukkan bahwa saraf mungkin berperan dalam gangguan tersebut. Banyak wanita dengan kondisi ini pun memiliki kista pada saraf di dekat pangkal tulang belakang mereka, sementara yang lain ditemukan memiliki herniasi diskus.