Suara.com - Pemerintah Australia menegaskan tidak akan melakukan lockdown alias penguncian, di tengah kenaikan kasus COVID-19 varian Omicron.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison bersikeras bahwa membatasi penyebaran virus itu menjadi tanggung jawab pribadi.
“Kita harus bergerak melewati aturan pemerintah yang memberatkan dan kita sudah seharusnya memperlakukan orang-orang Australia seperti orang dewasa,” kata Morrison mengutip ANTARA.
Dia juga mendesak pihak berwenang untuk beralih dari budaya perintah dalam hal masker dan aturan jaga jarak sosial.
Baca Juga: Mengkhawatirkan, Menhub Sebut 4.000 Orang ke Luar Negeri dari Bandara Soetta
“Kami tidak akan kembali ke penguncian. Kami akan bergerak maju untuk hidup berdampingan dengan virus ini dengan akal sehat dan tanggung jawab,” katanya.
Mengalihkan penguncian dan aturan jaga jarak sosial yang ketat sudah membantu Australia untuk menjaga jumlah kasus COVID-19 relatif rendah dengan total sekitar 260.000 kasus dan 1.245 kematian.
Namun, sebagian besar negara bagian sudah dibuka selama lebih dari beberapa minggu yang lalu setelah tingkat penyuntikan vaksin yang tinggi kendati adanya ancaman varian Omicron. Pihak berwenang saat ini akan menggenjot pengadaan suntikan booster.
Sementara itu, Morisson mendesak negara bagian untuk membuka ratusan pusat vaksinasi yang sudah ditutup setelah permintaan berkurang saat tingkat vaksin lengkap pada orang usia di atas 16 tahun sudah mencapai 80 persen.
Meskipun varian Omicron menyebar dengan cepat, Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt mengatakan “hanya sebagian kecil” dari kasus yang berakhir di rumah sakit. Jumlah pasien di rumah sakit sudah merangkak naik, tetapi tetap jauh lebih rendah dibanding selama gelombang Delta.
Baca Juga: Varian Omicron, WHO: Lebih Baik Batalkan Liburan Daripada Hidup yang Dibatalkan
Sekitar 4.600 kasus dilaporkan di Australia pada Selasa (21/12), melampaui jumlah sebelumnya sekitar 4.100 selama akhir pekan.
New South Wales yang beribu kota di Sydney menjadi negara bagian Australia pertama yang mencatatkan infeksi COVID-19 harian sebanyak 3.000 kasus, sementara negara bagian tetangga, Victoria, mencatatkan 1.245 kasus. Sementara itu, negara bagian lainnya memiliki lebih sedikit kasus.