Libur Akhir Tahun, Dekan FKUI Ingatkan Sederet Suasana Mencekam di Juni-Juli 2021

Selasa, 21 Desember 2021 | 13:46 WIB
Libur Akhir Tahun, Dekan FKUI Ingatkan Sederet Suasana Mencekam di Juni-Juli 2021
Warga melintas di dekat mural bertema COVID-19 di Jakarta, Rabu (1/12/2021). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Temuan kasus varian Omicron jelang libur Natal dan Tahun Baru 2022 pakar kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) minta masyarakat untuk waspada.

Dikatakan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, kasus Covid-19 yang cenderung terkendali seharusnya tidak membuat masyarakat lengah.

Ia meminta masyarakat untuk kembali mengingat suasana mencekam pandemi Juni-Juli 2021.

Saat itu sistem kesehatan Indonesia kolaps di semua fasilitas kesehatan dari puskesmas, klinik hingga rumah sakit dipenuhi oleh pasien Covid-19.

Baca Juga: PPKM Tak Berlaku, Ini Kebijakan Pengganti Libur Natal dan Tahun Baru 2022

Ilustrasi virus varian delta [Foto: Antara]
Ilustrasi virus varian delta [Foto: Antara]

"Kami para dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang masih praktik di rumah sakit merasakan suasana yang mencekam saat itu," tutur Prof. Ari dalam keterangan pers yang diterima suara.com, Selasa (21/12/2021).

Prof. Ari bercerita, jika saat itu ketersediaan tempat tidur atau BOR (Bed Occupancy Rate) rumah sakit di atas 100 persen, kondisi alat bantu pernapasan atau ventilator terbatas, oksigen sempat kosong, bahkan obat untuk pasien Covid-19 terbatas.

"Selain itu ada juga laporan pasien meninggal di rumah saat isolasi mandiri yang ketika kondisi memburuk tidak bisa dievakuasi ke rumah sakit karena memang kondisi IGD RS yang penuh,” tutur Prof. Ari.

Kasus infeksi baru Covid-19 melonjak tajam, bahkan hingga 1 juta kasus baru per bulan, dengan setiap harinya 55.000 orang baru terinfeksi virus corona saat itu.

Kondisi saat pemerintah melakukan tindakan darurat, yakni membuka tempat isolasi mandiri terpusat dan beberapa rumah sakit darurat di beberapa daerah, diharap akan selalu diingat masyarakat agar tetap berhati-hati.

Baca Juga: Menanggapi Kemunculan Omicron, Australia Menerapkan Sejumlah Kebijakan Baru

"Masih pada periode yang sama, jumlah tenaga kesehatan yang gugur pun meningkat. Sebanyak 30 persen dokter yang meninggal selama pandemi, terjadi pada periode Juni-Juli 2021," terangnya.

Ia mengingatkan, masyarakat untuk tidak lupa bagaimana saat itu setiap harinya di WhatsApp Group (WAG), berseliweran kabar duka kenalan hingga kerabat yang meninggal karena Covid-19.

"Banyak juga yang sedang mencari ruang rawat inap atau ICU untuk keluarganya yang menderita Covid-19. Ingatlah apa yang terjadi pada kita saat itu,” ungkap Dekan yang juga merupakan Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM tersebut.

Kata Prof. Ari, dengan mengingat kondisi nahas dan mencekam itu diharapkan masyarakat lebih waspada dan aware, untuk tetap konsisten dan memperketat lagi protokol kesehatan, memakai masker, menjaga jarak, hingga menghindari kerumunan.

Jika dirasa tidak perlu diharapkan untuk tidak pergi liburan, dan menikmati suasana libur Natal dan Tahun Baru 2022 bersama keluarga di rumah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI