Suara.com - Mengalami keguguran bisa membuat perempuan stres dan patah hati. Apalagi, jika keguguran terjadi lebih dari satu kali.
Inilah yang terjadi pada seorang perempuan berusia 31 tahun bernama TY. Melalui laman SmarterHealth.id, ia menceritakan kondisinya yang dua kali keguguran dan membuatnya trauma. Padahal, TY masih ingin memiliki anak kedua.
"Bu dokter saya yang hormati, saya mau tanya, setelah punya anak pertama saya keguguran dua kali. Sekarang saya jadi trauma dengan kondisi saya. Sedangkan sebenernya di dalam hati saya mau punya anak lagi. Bagaimana ya dok? Apa yang bikin saya sering keguguran? Kalau saya mau hamil lagi gimana cara mencegah keguguran? Apakah ada yang salah dengan kesehatan saya dok?" tanyanya.
Menjawab pertanyaan tersebut, dr Salleha Khalid dari Sophea Fertility Malaysia mengatakan sejatinya, keguguran merupakan hal yang umum. Ia menyebut sekitar 25 persen atau 1 dari 4 ibu hamil bisa mengalami keguguran.
Baca Juga: Jangan Terkecoh, 3 Kondisi Ini Sering Disangka Tanda-Tanda Keguguran
Namun jika keguguran terjadi berulang, misalnya tiga kali berturut-turut, ibu perlu melakukan pemeriksaan.
"Jika keguguran berulang (3 kali berturut-turut) maka diperlukan pemeriksaan untuk memastikan semuanya normal," terangnya.
Pada beberapa kasus, keguguran bisa menyebabkan perdarahan yang tidak berhenti. Jika ini terjadi, jangan tunda untuk memerika kandungan ke dokter.
Sementara itu terkait penyebab keguguran, National Health Service dari Inggris menyebut kromosom abnormal pada janin adalah penyebab paling umum.
Jika bayi tidak memiliki cukup atau terlalu banyak kromosom, bayi akan kesulitan tumbuh atau berkembang dengan baik dalam kandungan. Pada sekitar dua hingga lima persen keguguran juga bisa dipengaruhi oleh faktor genetik.
Baca Juga: Miris, Perempuan Hamil Dianiaya Suaminya Hingga Keguguran
Faktor genetik bisa meningkatkan risiko keguguran, jika pasangan memiliki kelainan pada salah satu kromosom mereka yang tak disadari. Hal ini mungkin menyebabkan masalah dengan perkembangan plasenta yang membuat bayi kekurangan darah dan nutrisi.
Keguguran pada trimester kedua kehamilan bisa terjadi karena leher Rahim yang lemah, infeksi atau IMS, bentuk rahim ibu, PCOS dan keracunan makanan sebagai penyebab keguguran.
Pada wanita di bawah 30 tahun, 1 dari 10 kehamilan berujung keguguran. Lalu, risiko keguguran ini akan meningkat menjadi 5 dari 10 wanita di atas usia 45 tahun.
Tanda-tanda paling jelas bahwa seorang ibu hamil mengalami keguguran adalah pendarahan, bercak ringan hingga gumpalan darah berat.
Tapi, beberapa pendarahan selama tiga bulan pertama kehamilan adalah normal dan tidak berarti keguguran.