Suara.com - Vaksinasi Covid-19 anak usia 6-11 tahun resmi dimulai Selasa, 14 Desember 2021. Seiring dengan program vaksinasi bagi kelompok lainnya, vaksinasi anak ini diharapkan turut mendukung terciptanya kekebalan komunal atau herd immunity.
Terlebih, kata Psikolog dan pemerhati anak, Seto Mulyadi, vaksinasi merupakan pemenuhan hak anak untuk bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Pengertian tersebut, menurutnya, harus dikampanyekan terus-menerus guna menghapus keraguan orangtua akan pentingnya vaksinasi anak.
Dalam hal ini, ia menyayangkan bahwa kadang justru orangtualah yang menjadi penghalang vaksinasi bagi anak.
"Kadang orangtua yang menghalangi karena berbagai hoaks. Karenanya penjelasan kepada orang tua perlu diberikan agar mereka tidak lagi percaya hoaks dan mau mengizinkan anak untuk divaksinasi COVID-19,” tutur Kak Seto dalam Dialog Produktif Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – KPCPEN, Senin (20/12/2021).
Baca Juga: DKK Surakarta Targetkan Vaksin 3.000 Dosis/Hari untuk Anak 6-11 Tahun
Bila perlu, menurutnya, hal ini bisa dilakukan dengan pendekatan khusus dari RT dan RW, juga informasi resmi dari pemerintah. Dalam hal ini, pemberdayayaan kerukunan RT dan RW harus dapat ditingkatkan.
Kak Seto juga menekankan, bahwa gotong royong melawan hoaks di antara masyarakat tersebut juga perlu diupayakan.
"Orang tua diharapkan akhirnya terbuka dan bersinergi bersama,” tambahnya.
Selain itu, pendekatan kepada anak dengan bahasa anak juga perlu. Bahkan, anak yang sudah paham selanjutnya juga dapat membantu meyakinkan orangtua yang menentang pemberia vaksin.
Kak Seto juga menekankan bahwa saat ini, hal penting untuk anak adalah hak hidup dan hak sehat, termasuk sehat mental.
Baca Juga: Kemenkes Beberkan Beberapa Gejala yang Dialami Anak Usai Vaksin Covid-19
"Dengan anak gembira, maka resiliensi (daya lenting) akan naik, imun kuat. Sedangkan anak yang depresi mudah sakit, itu malah kontraproduktif di masa pandemi sekarang ini,” tandas Kak Seto.