Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memberi izin penggunaan darurat untuk vaksin Covid-19 Covovax, yang diproduksi oleh Serum Institute of India dan dibawah lisensi perusahaan biofarmasi Novavax.
Nantinya, vaksin ini akan disebarkan ke negara-negara berpenghasilan rendah di seluruh dunia, sehingga program vaksin yang didukung PBB, COVAX, tetap berjalan lancar.
"Bahkan dengan munculnya varian baru, vaksin tetap menjadi salah satu alat paling efektif untuk melindungi orang dari penyakit serius dan kematian akibat SARS-COV-2," tutur Asisten Direktur Jenderal WHO untuk Akses Obat dan Produk Kesehatan, Mariângela Simão.
Covovax merupakan jenis vaksin protein. Para ilmuwan menggunakan rekayasa genetika untuk menumbuhkan salinan protein lonjakan virus yang tidak berbahaya dalam sel serangga.
Baca Juga: Lebih dari 100 Orang Positif, Pesta Fans Taylor Swift Jadi Sumber Penularan Covid-19
Mereka mengekstrak dan memurnikan protein, lalu mencampurnya dengan bahan kimia untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
Berdasarkan penelitian terhadap 30.000 orang di AS dan Meksiko, Covovax aman dan 90% efektif melawan infeksi bergejala. Hasilnya sama dalam temuan uji coba terhadap 15.000 orang di Inggris.
Studi lanjutan menemukan dosis booster dari Covovax terbukti dapat meningkatkan antibodi yang cukup untuk melawan varian delta yang sangat menular.
Ini adalah vaksin kesembilan yang diberikan otorisasi penggunaan darurat dari badan kesehatan PBB.
Dalam situsnya, WHO mencatat sebanyak 41 negara berpenghasilan rendah belum dapat memvaksinasi 10% populasi mereka dan 98 negara lain belum mencapai 40%.
Baca Juga: Duh, Varian Omicron Diprediksi Bakal Jadi Penyebab Kasus COVID-19 Terbanyak di Eropa
Menurut ABC News, vaksin Covovax telah lama diantisipasi karena vaksin mereka hanya memerlukan penyimpangan berpendingin, bukan penyimpanan yang sangat dingin seperti vaksin lainnya. Hal ini menjadi pilihan menarik bagi negara berpenghasilan rendah.
COVAX telah sepakat untuk menerima sekitar 1,35 miliar dosis Covovax dari Serum Institute untuk dikirimkan ke banyak negara berpenghasilan rendah.