Suara.com - Produsen vaksin di dunia berlomba-lomba melakukan penelitian untuk mengukur keampuhan melawan COVID-19 varian Omicron.
Terbaru, Rusia mengklaim vaksin Sputnik V buatannya lebih ampuh melawan virus COVID-19 varian Omicron. Khasiatnya bahkan melebihi perlindungan yang diberikan oleh vaksin Pfizer dan Moderna.
Hasil penelitian, yang dilakukan The Gamaleya Center bersama The Russian Direct Investment Fund (RDIF), menunjukkan Sputnik V hanya berkurang tiga hingga tujuh kali dalam aktivitas menetralkan virus Omicron dibandingkan dengan Pfizer-BioNTech, yang berkurang 41 kali, dan Moderna 49-84 kali.
“Sejauh ini, Sputnik V menunjukkan hasil terbaik dalam menetralisasi virus Omicron jika dibandingkan dengan vaksin lain,” kata Presiden Direktur RDIF Kirill Dmitriev dalam konferensi pers yang disiarkan secara virtual dari Rusia.
Baca Juga: Hampir 100 Orang Positif COVID-19 di Australia, Gara-gara Konser Taylor Swift?
Penelitian itu menggunakan serum dengan periode lebih dari enam bulan setelah vaksinasi sebagai indikator perlindungan Sputnik V yang lebih lama dibandingkan dengan periode vaksin lain yang lebih singkat, yakni Pfizer-BioNTech 12-27 hari dan Moderna 28 hari.
Selain itu, Sputnik V memunculkan respons sel T yang kuat dan tahan lama, dan karena 80 persen epitop dalam lonjakan protein tidak terpengaruh oleh mutasi pada varian Omicron.
Karena itu, Sputnik V diharapkan memberikan perlindungan jangka panjang terhadap penyakit parah yang disebabkan Omicron.
Kekebalan sel T yang tahan lama dari Sputnik V berkontribusi pada kemanjuran 80 persen terhadap Delta pada bulan ke-6 hingga ke-8 dibandingkan dengan efikasi vaksin mRNA tertentu, yang kurang dari 29 persen yang setelah enam bulan.
Penelitian Swedia di jurnal The Lancet menunjukkan bahwa efikasi vaksin Pfizer dalam melawan varian Delta menurun 47 persen setelah empat bulan, 29 persen setelah enam bulan, dan 23 persen setelah tujuh bulan.
Baca Juga: Bantu Negara Tetangga, Afrika Selatan Bakal Sumbangkan 2 Juta Dosis Vaksin COVID-19
Sementara itu, penelitian baru-baru ini di Amerika Serikat terhadap penduduk kelompok usia 65 tahun juga menunjukkan penurunan dalam efektivitas vaksin mRNA dalam melawan varian Delta setelah bulan ke-4 dan kembali menurun 20 persen setelah bulan ke-5 dan ke-7.
“Hasil ini membawa kabar gembira untuk dunia bahwa Sputnik V dapat berkontribusi dalam melawan varian Omicron,” ujar Dmitriev. [ANTARA]