Suntik Vaksin Beda Produsen, Ini Imbauan dari Organisasi Kesehatan Dunia

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Sabtu, 18 Desember 2021 | 17:26 WIB
Suntik Vaksin Beda Produsen, Ini Imbauan dari Organisasi Kesehatan Dunia
Ilustrasi vaksin COVID-19 (pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pencampuran vaksin beda produsen untuk dosis pertam, kedua, dan booster menjadi salah satu cara mengatasi tidak meratanya stok vaksin Covid-19 di dunia.

Namun, apa kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) soal hal ini? Dalam keterangan resminya, WHO mengeluarkan imbauan.

WHO menjelaskan, Vaksin mRNA seperti yang dikembangkan oleh Pfizer dan Moderna dapat digunakan sebagai vaksin lanjutan dari vaksin awal AstraZeneca dan sebaliknya.

Sementara itu, vaksin AstraZeneca dan vaksin mRNA apa saja juga dapat digunakan sebagai vaksin lanjutan setelah vaksin pertamanya Sinopharm, demikian informasi WHO.

Baca Juga: Ribuan Dosis Vaksin COVID-19 di Sumsel Terbuang Percuma

INFOGRAFIS: Ketahui Efek Samping Vaksin Moderna!
INFOGRAFIS: Ketahui Efek Samping Vaksin Moderna!

Vaksin vektor virus berisi perintah untuk membuat antigen virus corona, sedangkan vaksin mRNA menggunakan kode dari SARS-CoV-2, virus corona yang menyebabkan COVID-19, untuk memicu respons imun si penerima vaksin.

Vaksin inaktif memanfaatkan virus SARS-CoV-2 dan mematikannya dengan menggunakan bahan kimia, suhu panas atau radiasi.

Pedoman tersebut dikembangkan berdasarkan nasihat dari Kelompok Ahli Penasihat Strategi WHO tentang vaksin awal Desember ini.

Imbauan itu muncul setelah studi besar-besaran pekan lalu mengungkapkan bahwa vaksin pertama AstraZeneca atau Pfizer/BioNTech dilanjutkan dengan vaksin Moderna sembilan pekan kemudian menginduksi respons imun yang lebih baik.

Namun WHO mengatakan bahwa pencampuran dan pencocokan vaksin harus mempertimbangkan perkiraan pasokan, akses, manfaat dan risiko vaksin COVID-19 yang dipakai.

Baca Juga: Penelitian Ungkap Risiko Peradangan Jantung Vaksin Moderna dan Pfizer, Lebih Tinggi Mana?

Banyak negara yang sudah melakukan strategi mix and match selagi mengalami lonjakan kasus COVID-19, pasokan minim dan laju imunisasi yang lamban karena sejumlah kekhawatiran keamanan. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI