Suara.com - Varian Omicron disebut lebih menular dan masuk dalam kategori variant of concern. Meski varian ini pertama kali ditemukan di Afrika Selatan dan telah menular di beberapa negara dunia, namun kini keberadaannya telah terdeteksi di berbagai negara, termasuk Indonesia.
“Seberapa besar penularannya? Apakah dua kali atau tiga kali lebih sering? Itu penelitiannya masih belum komprehensif,” ungkap Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, dalam acara "Mencegah Omicron saat Libur Nataru", Jumat (17/12/2021).
“Ada yang mengatakan dua kali penularannya, lima kali bahkan, dan itu belum bisa diambil kesimpulan berapa kali seringnya. Tapi, apakah ini mudah menular? Ya, lebih menular,” tegas Prof. Tjandra.
Prof. Tjandra kemudian menyebut bahwa vaksinasi sangatlah penting untuk mencegah penularan varian omicron. Tapi, Prof. Tjandra juga menekankan pentingnya menerapkan protokol kesehatan.
Baca Juga: Kekhawatiran Atas Virus Varian Omicron, Wall Street Berakhir Lebih Rendah
Meski beberapa studi menyebut bahwa ada penurunan efektivitas dari vaksinasi Covid-19, namun seberapa besar penurunannya dan seberapa besar dampaknya masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
“Ini kan dinyatakan dari tanggal 26 November lalu, jadi kita masih tunggu hasilnya. Tapi sejauh ini, vaksinasi masih terus dipakai untuk mencegah penyakit berat, masuk rumah sakit, dan juga kematian,” lanjutnya.
“Kita 50 persen sudah divaksinasi, dan 50 persen belum divaksinasi. Jadi, ada sebagian kelompok yang belum mendapatkan perlindungan yang memadai,” tutur Prof. Tjandra.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, varian Omicron telah terdeteksi di beberapa negara, di antaranya Hong Kong, Inggris, Israel, dan termasuk Indonesia.
Baca Juga: Pemprov Kaltim Waspada Varian Omicron, Akui Masyarakatnya Taat Prokes